Bolton Cemaskan Transisi Demo-demo di AS Menjadi Demo Dukungan untuk Iran dan Hamas

POROS PERLAWANAN-Dalam wawancara dengan Fox News, mantan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton dimintai pendapat soal pergeseran demo-demo di AS dari dukungan untuk gencatan senjata ke arah dukungan bagi Iran serta Hamas.

“Saya pikir itu sangat mengkhawatirkan,” jawab Bolton, diberitakan Fars.

“Bagi saya, masalah ini menunjukkan tiadanya kepemimpinan yang berpengaruh dalam hal ini. Kita memiliki satu generasi orang yang tidak mengingat pelajaran tentang Holocaust. Pelajaran-pelajaran ini harus diajarkan kembali kepada mereka,” imbuhnya.

Bolton mengatakan, orang-orang ini juga harus diajari kenapa Israel adalah “sebuah negara legal”, bukan “negara tiran.”

Di saat agresi Israel ke Gaza telah mencabut nyawa 34 ribu orang, yang mayoritas mereka adalah wanita dan anak, Bolton menyebut perang itu sebagai “perang peradaban melawan barbarisme.”

Bolton dikenal sebagai pendukung fanatik Israel di AS. Berbagai laporan menyebutkan koneksi finansialnya dengan lobi-lobi pendukung Rezim Zionis.

Dalam bukunya yang dipublikasikan beberapa waktu lalu, Bolton sendiri mengakui bahwa lobi-lobi Israel berusaha memuluskan jalan agar dirinya menjadi Menlu di Pemerintahan Donald Trump.

Dalam beberapa waktu terakhir, universitas-universitas ternama di AS menjadi ajang demo dukungan untuk Palestina. Demo-demo pro-Palestina dan anti-Israel ini berlangsung di berbagai universitas seperti Columbia, Yale, dan Harvard.

Gelombang protes yang melanda universitas-universitas AS mengungkap munculnya perubahan besar dalam opini publik AS dan generasi mudanya, terutama terkait kebijakan-kebijakan Washington dan dukungan tanpa batasnya untuk Rezim Pendudukan.

Sedikit demi sedikit, perubahan ini memengaruhi sikap universitas-universitas tersebut, yang selama bertahun-tahun menyebarkan lobi Zionis di AS dan merupakan sumber kekuatan Rezim Israel di Negeri Paman Sam.