China Bantah Rumor ‘Moskow Minta Bantuan Militer dari Beijing’
POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, Kedubes China di AS menanggapi laporan sejumlah media Barat bahwa Moskow memohon bantuan senjata dari Beijing. Kedubes China menyatakan, masalah terpenting saat ini adalah mencegah situasi keluar dari kendali.
Jubir Kedubes China menyebut bahwa kondisi di Ukraina sangat mengkhawatirkan dan menambahkan, pihaknya tidak pernah mendengar Rusia meminta bantuan militer dari China.
Di lain pihak, sejumlah pendukung Rusia di Serbia pada Minggu malam berkumpul di Ibu Kota negara itu dan menyuarakan dukungan untuk Moskow.
Kantor berita Anadolu melaporkan, mereka berunjuk rasa di sejumlah titik di Belgrad dan menyatakan bahwa orang-orang Serbia bersama orang-orang Rusia. Para pengunjuk rasa juga mengibarkan bendera Tsar Rusia dan Serbia.
Sebelum ini, Presiden Serbia Alexandar Vucic mengumumkan bahwa penerbangan ke Rusia dikurangi menjadi satu kali dalam sehari.
Serbia termasuk dari sedikit negara-negara Eropa yang masih membuka zona udaranya untuk pesawat-pesawat Rusia.
Pada Sabtu lalu, Staf Kemenlu Ukraina dalam cuitannya menyatakan, pesawat-pesawat Serbia melipatgandakan penerbangan mereka di saat anggota Uni Eropa menghentikan penerbangan-penerbangannya serta menutup zona udara mereka untuk pesawat-pesawat Rusia.
“Di Eropa, hanya Serbia yang tidak menutup zona udaranya bagi pesawat-pesawat Rusia,” cuit Staf Kemenlu Ukraina.
Negara-negara Uni Eropa menutup zona udara mereka sebagai bentuk sanksi atas operasi militer yang dilancarkan Rusia di Ukraina.
Sejak dimulainya operasi militer itu, negara-negara Barat menjatuhkan sanksi besar-besaran atas Rusia. Baru-baru ini, AS dan Inggris telah mengembargo semua sektor energi Negeri Beruang Merah. Namun, Uni Eropa tidak melibatkan diri dalam embargo ini, lantaran ketergantungan besar mereka kepada gas serta minyak Rusia.
