Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Eropa

Ditikam di Podium, Salman Rushdie Berisiko Kehilangan Satu Matanya

Ditikam di Podium, Salman Rushdie Berisiko Kehilangan Satu Matanya

POROS PERLAWANAN – Penulis buku “The Satanic Verses”, Salman Rushdie, dikabarkan harus menggunakan pernapasan buatan dan kemungkinan harus kehilangan salah satu matanya, menyusul serangan kepada dirinya.

Diberitakan al-Alam, penulis asal India berkewarganegaraan Inggris itu ditikam saat berpidato di Institut Chatauqua di New York, Jumat 12 Agustus kemarin.

Rushdie diberitakan harus menggunakan ventilator dan berisiko kehilangan salah satu matanya setelah ditikam dengan senjata tajam di podium.

Menurut laporan New York Times, penulis berusia 75 tahun ini mengalami luka saraf di lengan dan cedera di hatinya.

Para saksi mata mengatakan, seorang pria menyerbu Rushdie dan menyerangnya dengan tinju atau pisau. Video yang tersebar di dunia maya menunjukkan, para hadirin langsung bergerak menuju podium saat Rushdie diserang.

Sumber-sumber berita mengabarkan, polisi telah menangkap pelaku. Serangan ini terjadi pada pukul 11 waktu setempat.

Menurut polisi New York, pelaku menikam Rushdie di bagian leher. Polisi sejauh ini belum memastikan apa motif pelaku menikam pria kelahiran India itu.

Polisi New York mengumumkan, pelaku serangan bernama Hadi Matar (24 tahun) dari Fireview, Negara Bagian New Jersey.

Salah satu hadirin bernama Linda Abrams dari Kota Buffalo mengatakan kepada harian The New York Times, pelaku masih berusaha menyerang Rushdie setelah dia diringkus.

“Butuh sampai lima orang untuk menarik dia dan dia masih berusaha menusuk,” kata Abrams. “Dia geram, geram sekali. Amukannya kuat sekali dan cepat.”

Setelah kejadian itu Rushdie kemudian dibawa ke sebuah rumah sakit di Erie, Pennsylvania dengan helikopter.

Setelah dipublikasikannya novel “The Satanic Verses” yang menghina Nabi Muhammad s.a.w di tahun 1988, Rushdie harus menjalani kehidupan secara sembunyi-sembunyi, menyusul fatwa hukuman mati yang dikeluarkan Imam Khomeini dan kemarahan Umat Islam kepadanya.

Ia dikabarkan telah mengganti tempat tinggalnya lebih dari 15 kali dalam satu bulan di bulan-bulan pertama publikasi novelnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *