Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Gaza Membela Diri dengan Darah Putra-putranya di Tengah Absennya Pemerintah-pemerintah Arab

Gaza Membela Diri dengan Darah Putra-putranya di Tengah Absennya Pemerintah-pemerintah Arab

POROS PERLAWANAN – Hal yang membuat pedih hati tiap orang merdeka adalah merosotnya martabat pihak-pihak Arab, sehingga tiap kali Israel melancarkan agresi ke Palestina, mereka mulai memediasi faksi-faksi Palestina dan para agresor. Jika sebelum ini mereka hanya mengecam, yang cara-caranya pun tak kurang pahitnya dari mediasi saat ini, kini mereka lebih terperosok dalam kehinaan mediasi.

Dilansir al-Alam, setelah kejahatan keji Kabinet Netanyahu yang berujung pada gugurnya 3 Komandan Brigade al-Quds dan anak-anak mereka, ada “prasangka baik” bahwa setidaknya foto jasad tak bernyawa anak-anak Palestina bisa mengetuk nurani Otoritas Arab serta memaksa mereka keluar dari cangkang kebungkaman, kecaman lisan, dan mediasi. Namun ternyata kebungkaman dan kecaman teatrikal ini masih berlanjut. Bahkan sebagian pihak Arab justru bergegas untuk menjadi penengah.

Kita tidak tahu kenapa Perlawanan Gaza menunggu sehari penuh untuk membalas agresi Israel. Ada kemungkinan bahwa jeda ini disebabkan mereka ingin menguji harga diri keislaman dan kearaban pihak-pihak Arab. Namun seperti biasa, orang-orang Arab gagal dalam ujian ini. Meski sebenarnya, Gaza tidak pernah menantikan budi pihak-pihak Arab, karena Gaza tidak pernah gentar di hadapan terorisme Israel.

Pada Rabu kemarin, setelah yakin bahwa pihak-pihak Arab gagal dalam ujian, Gaza menembakkan lebih dari 300 rudal ke permukiman-permukiman Zionis dan Tel Aviv sebagai pembalasan untuk para syahidnya.

Operasi “Pembalasan Orang-orang Merdeka” yang dimulai oleh ruang komando gabungan Perlawanan Palestina pada Rabu hingga kini telah melukai 5 Zionis, serta menghentikan penerbangan-penerbangan di bandara Ben Gurion di Tel Aviv.

Berita-berita yang sampai dari dalam Israel menunjukkan bahwa Tentara Zionis untuk kali pertama menggunakan sistem pertahanan David Sling (Ketapel Daud) untuk mengadang rudal-rudal Palestina.

Ketapel Daud adalah sistem pertahanan yang dirancang untuk mencegat rudal-rudal berdaya jangkau 100 hingga 200 km. Sistem ini adalah bagian dari pertahanan rudal Israel, meliputi Iron Dome untuk mengadang rudal-rudal jarak pendek dan dua sistem Arrow 2 dan Arrow 3 untuk membendung rudal-rudal jarak jauh.

Setelah sekian lama, sirene-sirene tanda bahaya untuk pertama kali berkumandang di Tel Aviv dan kota-kota sekitarnya, juga di kota dan permukiman selatan Tanah Pendudukan. Sebelum ini, serangan rudal Perlawanan hanya terbatas pada permukiman-permukiman sekitar Gaza. Namun kali ini juga menyasar bagian tengah Tanah Pendudukan 1948.

Meski agresi Israel sejak Selasa telah menewaskan dan melukai puluhan warga, namun ini tidak mengecilkan tekad Perlawanan Gaza, kendati sebagian penguasa Arab dan sistem keadilan internasional sudah tidak bisa diharapkan. Walau Gaza mesti membela diri dengan darah putra-putranya, namun ia tidak akan membiarkan teroris seperti Netanyahu memaksakan perimbangan baru atas Palestina.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *