Hamas: Masa Depan Amat Kelam Tengah Menanti Israel
POROS PERLAWANAN – Anggota Kantor Politik Hamas, Salah al-Bardawil pada Kamis 13 Juli menyatakan bahwa masa depan amat kelam tengah menanti Rezim Zionis.
“Perlawanan di Jenin adalah ujung tombak. Berbagai kejadian terbaru adalah mukadimah sebuah ledakan besar. Meluasnya perlawanan memberitakan masa depan buruk untuk Israel dan sistem koordinasi keamanannya,” kata al-Bardawil, dikutip Fars dari kantor berita Sawa.
Pekan lalu, Rezim Zionis melancarkan operasi besar-besaran di Jenin, utara Tepi Barat. Operasi militer itu menewaskan 12 warga Palestina dan melukai 140 lainnya. Puluhan warga juga ditangkap oleh Tentara Israel.
Operasi militer selama 48 jam itu telah menghancurkan banyak gedung, jalan, dan infrastruktur Jenin.
Al-Bardawil menegaskan bahwa Perlawanan di Jenin akan bangkit berkat tekad faksi-faksi Perlawanan dan dukungan mereka. “Menciptakan hubungan antara medan-medan tempur adalah hal sakral bagi Hamas. Gaza tidak akan pernah meninggalkan satu pun dari medan-medan tempur di Palestina,” tandas al-Bardawil.
Sembari menegaskan bahwa Gaza mendukung Perlawanan di Tepi Barat, ia menambahkan, ”Tepi Barat sejak tahun 2007 telah menghadapi tekanan dari Pemerintah Otonomi Nasional (PNA), Israel, dan para pemukim Zionis. Agresi-agresi Zionis menunjukkan besarnya kejahatan mereka.”
Ia berpendapat bahwa kejahatan-kejahatan Zionis juga menunjukkan besarnya ketakutan mereka terhadap warga Palestina di Tepi Barat. “Perlawanan di Tepi Barat harus menggunakan strategi yang mengejutkan Israel. PNA juga harus ditekan agar menghentikan koordinasi keamanan (dengan Israel),” tegas al-Bardawil.
Setelah agresi Israel ke kamp Jenin, PNA untuk kesekian kali mengaku telah menghentikan koordinasi keamanan dengan Rezim Zionis; klaim yang diragukan kebenarannya oleh bangsa dan Perlawanan Palestina. Warga Palestina bahkan menyerbu basis PNA untuk menyatakan penentangan mereka terhadap kerja sama keamanan PNA-Tel Aviv.
Menurut para pengamat, agresi terbaru Militer Israel ke kamp Jenin membuktikan teori bahwa Tel Aviv tidak punya cara selain perang untuk terbebas dari ketidakamanan domestik dan menghadapi kekuatan Perlawanan Palestina yang kian meningkat.
