Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Hizbullah: AS Gagal Jadikan Lebanon ‘Pelataran Legal’ Israel Meski Sudah Habiskan 10 Miliar Dolar

Hizbullah: AS Gagal Jadikan Lebanon 'Pelataran Legal' Israel Meski Sudah Habiskan 10 Miliar Dolar

POROS PERLAWANAN – Wasekjen Hizbullah, Syekh Naim Qasim mengutuk keras sikap Prancis yang mendorong penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw. Ia menyeru agar para pejabat Prancis menghentikan kondisi ini.

“Kemenangan-kemenangan Hizbullah adalah buah dari keteguhan, jihad, dan bantuan ilahi. Hizbullah sukses melawan Israel yang merupakan titik berat (tumpuan) kezaliman global AS. Sebab itu, kita melihat bahwa AS mengerahkan semua fasilitas, tekanan, uang, media, dan sanksi untuk menyerang Hizbullah. Namun semua itu akan digagalkan Hizbullah,” papar Syekh Qasim, seperti dikutip Fars dari al-Ahed.

Menurutnya, Perlawanan telah menjadi sebuah metode dan gaya hidup para pemuda merdeka di dunia. Di lain pihak, kebobrokan model AS telah terbongkar dengan adanya rasisme di dalam negeri serta kejahatan-kejahatan AS di Irak, Afghanistan, Yaman, dan Suriah.

Syekh Qasim menyatakan, AS telah menghabiskan 10 miliar dolar untuk mendukung para anteknya di Lebanon. Ini adalah bukti lain tentang kadar ketangguhan Lebanon melawan AS. Poros Perlawanan-lah yang mengusir Israel dari Lebanon pada tahun 2000. Sementara pada 2006, segitiga Hizbullah, Tentara, dan rakyat Lebanon meraih kemenangan di Perang 33 Hari.

“Sebagian mengklaim bahwa Hizbullah adalah penyebab permusuhan AS terhadap Lebanon. Apa yang dilakukan Hizbullah? Hizbullah hanya membela negeri dan martabatnya, serta menghendaki kemerdekaan. Namun AS menginginkan Lebanon menjadi pelataran senyap untuk memberikan legalitas kepada Israel dan menempatkan pengungsi Palestina secara permanen.”

Terkait kekosongan kursi Perdana Menteri saat ini, Syekh Qasim menegaskan bahwa Oktober tahun lalu, Hizbullah telah menentang pengunduran diri Pemerintahan Saad al-Hariri dan memperingatkan konsekuensi-konsekuensinya. Namun peringatan Hizbullah ini tak diindahkan.

Syekh Qasim berharap agar pemerintahan baru segera dibentuk dan mendapatkan kepercayaan Parlemen. Ia menegaskan, Hizbullah menyambut baik proses pembentukan pemerintahan berdasarkan sebuah program penyelamatan ekonomi, sosial, dan finansial.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *