Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Hizbullah: Musibah Akkar, Motif Kuat Percepat Pembentukan Kabinet Baru Lebanon

Hizbullah: Musibah Akkar, Motif Kuat Percepat Pembentukan Kabinet Baru Lebanon

POROS PERLAWANAN – Hizbullah dalam statemennya menyampaikan belasungkawa terhadap warga Akkar dan desa-desa sekitarnya di utara Lebanon, juga kepada keluarga korban ledakan tangki bahan bakar.

Dilansir Fars, Hizbullah berharap, bencana nasional ini menjadi motif kuat untuk mempercepat proses pembentukan Pemerintahan.

“Hizbullah menyampaikan dukacita dan belasungkawa terdalam kepada Panglima Tentara, warga Akkar dan desa-desa sekitarnya, serta keluarga korban ledakan tangki bahan bakar, termasuk korban militer dan sipil. Hizbullah memohon agar Allah mengampuni para syahid, memberikan ketabahan kepada keluarga mereka, dan menyegerakan kesembuhan korban luka,” demikian isi statemen tersebut.

Hizbullah berharap, bencana nasional ini menjadi pendorong kuat untuk mempercepat proses pembentukan Kabinet, yang merupakan gerbang keluarnya rakyat Lebanon dari krisis-krisis berbahaya yang membelit mereka.

Di akhir statemennya, Hizbullah menekankan pentingnya soliditas dan kerukunan rakyat Lebanon untuk melewati kesulitan dan problem negara itu.

Media-media Lebanon pada Minggu pagi 15 Agustus mengabarkan, sebuah tangki berisi bahan bakar meledak di al-Talil di kawasan Akkar. Sedikitnya 28 orang tewas dan 80 lainnya terluka akibat ledakan tersebut.

Krisis kelangkaan bahan bakar menjadi salah satu masalah utama Lebanon saat ini. Kemarin Tentara Lebanon mengumumkan akan mendatangi pom-pom bensin yang tutup secara ilegal, untuk kemudian menyita bensin yang ditimbun dan membagikannya kepada warga.

Pekan lalu, Direktur Bank Sentral Lebanon Riyadh Salamah mengumumkan rencana untuk menghentikan subsidi bahan bakar. Rencana ini kontan diprotes secara luas oleh para petinggi Lebanon.

Negara ini sudah lebih dari setahun berkutat dengan krisis politik dan ekonomi.

Pada 4 Agustus 2020, terjadi ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut. Sebanyak 190 orang tewas dan 6.500 orang terluka akibat kejadian itu. Bencana ini menyeret Lebanon dalam sebuah krisis politik-ekonomi-sosial.

Pascakejadian, PM Hasan Diab mengundurkan diri dan diganti oleh Mustafa Adib, yang kemudian diberi mandat untuk membentuk Kabinet. Namun hanya beberapa bulan setelah itu, Adib pun mengundurkan diri.

Setelah itu, mantan PM Lebanon, Saad al-Hariri pun mendapat tugas untuk membentuk pemerintahan. Namun, beberapa pekan lalu, al-Hariri pun menyatakan mundur dari posisinya.

Kini, Najib Miqati yang mengemban mandat untuk membentuk Kabinet baru Lebanon.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *