Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Iran Raih ‘Kemenangan Pertama’ dalam Perundingan Wina

Iran Raih 'Kemenangan Pertama' dalam Perundingan Wina

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Ibu Kota Austria pada Jumat 10 Desember kembali menjadi saksi pertemuan dalam berbagai format, yang berkaitan dengan dua agenda pencabutan sanksi dan isu nuklir. Pertemuan-pertemuan itu dihadiri delegasi Iran dan kelompok 4+1 (Rusia, China, Prancis, Inggris, dan Jerman).

Putaran pertama perundingan di masa Pemerintahan Ebrahim Raisi dimulai pada Senin 29 November lalu dengan berlangsungnya pertemuan pembukaan Komisi Gabungan JCPOA. Disepakati bahwa pertemuan Satgas pencabutan sanksi dilangsungkan pada Selasa, sementara pertemuan Satgas nuklir di level pakar diadakan pada Rabu.

Setelah Iran mengajukan dua draf terkait pencabutan sanksi dan isu nuklir, pihak-pihak Eropa meminta waktu untuk pulang dan berkonsultasi dengan Pemerintahan mereka. Setelah jeda singkat, perundingan kembali dimulai pada Kamis 9 Desember lalu.

Sebuah sumber dalam wawancara dengan Fars mengatakan, ”Tiga negara Eropa anggota JCPOA sempat menunjukkan tanggapan negatif usai menerima draf Iran. Namun kini mereka sudah mengubah sikap dan bersedia berunding untuk membahas draf Iran.”

Ia menilai, perubahan sikap Inggris, Jerman, dan Prancis ini adalah kemenangan pertama Iran dalam Perundingan Wina. Ia menambahkan, ”Dalam putaran ini, pihak-pihak Barat ‘tertawan’ oleh inisiatif Iran dan terpaksa menerima realita di hadapan keseriusan Iran.”

Sumber ini juga menyinggung upaya trio Eropa ini untuk merusak proses perundingan, yang tujuannya adalah mengambil keuntungan dari Rusia dan China, Iran, dan Uni Eropa yang diwakili Enrique Mora serta Joseph Borrell. Berdasarkan kabar-kabar yang tersiar, Uni Eropa merasa tidak senang atas tekanan dari tiga negara Eropa ini.

Ia menyatakan, AS gagal dalam mendapat dukungan negara-negara di Kawasan seperti Turki dan UEA, juga China dan Rusia (yang merupakan sekutu Iran dalam perundingan). AS juga gagal mengintimidasi Iran melalui ancaman-ancaman yang sering diumbarnya.

Faktor-faktor ini, katanya, membuat pihak Barat kini lebih memikirkan meja perundingan daripada memihak Washington.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *