Loading

Ketik untuk mencari

Oseania & Asia

Jepang: China Lampaui Amerika dalam Hasil Penelitian Ilmiah

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, sebuah laporan baru-baru ini oleh Kementerian Sains dan Teknologi Jepang menunjukkan bahwa China telah melampaui Amerika Serikat sebagai pemimpin dunia dalam hasil penelitian ilmiah dan studi “berdampak tinggi”.

Menurut laporan yang diterbitkan oleh Institut Nasional Kebijakan Sains dan Teknologi Jepang (NISTP), China sekarang menerbitkan makalah penelitian ilmiah dalam jumlah terbesar setiap tahun, diikuti oleh Amerika Serikat dan Jerman.

China menerbitkan rata-rata tahunan 407.181 makalah ilmiah, mengungguli 293.434 artikel jurnal AS dan menyumbang 23,4% dari hasil penelitian dunia, kata laporan itu.

China juga menyumbang sebagian besar penelitian dalam ilmu material, kimia, teknik dan matematika.

Angka-angka tersebut didasarkan pada rata-rata tahunan antara 2018 dan 2020.

Shinichi Kuroki dari Japan Science and Technology Agency mengatakan kepada Nikkei Asia bahwa “China adalah salah satu negara teratas di dunia baik dari segi kuantitas dan kualitas makalah ilmiah.”

“Untuk menjadi pemimpin global sejati, perlu terus menghasilkan penelitian yang diakui secara internasional.”

Laporan Jepang juga menemukan bahwa 27,2% dari 1% teratas makalah yang paling banyak dikutip pada 2019 berasal dari institusi Tiongkok.

Jumlah kutipan yang diterima makalah penelitian adalah metrik yang umum digunakan di dunia akademis. Semakin sering sebuah penelitian dikutip dalam makalah berikutnya oleh peneliti lain, semakin besar “dampak kutipannya”.

Pada Selasa, Presiden Joe Biden dari Amerika Serikat menandatangani Chips and Science Act, undang-undang yang akan memberi dana lebih dari $200 miliar dalam pendanaan penelitian selama 10 tahun untuk membuat penelitian ilmiah AS lebih kompetitif dibandingkan dengan China. “Negara-negara lain mendekat dengan cepat” pada AS, kata Presiden Joe Biden selama upacara penandatanganan undang-undang tersebut.

Anggota parlemen AS meloloskan Chips and Science Act senilai $280 miliar karena takut China akan mengambil alih AS dalam keahlian ilmiah dan teknologi. Tetapi studi yang baru-baru ini dirilis menunjukkan bahwa China sudah mengalahkan AS.

Kedutaan Besar China di AS mengatakan bulan lalu bahwa China “sangat menentang” RUU tersebut, yang dikatakan “berakar pada mentalitas perang dingin dan penyelesaian kalah-menang”.

Sebuah penelitian yang diterbitkan awal tahun ini menemukan bahwa China telah melewati Uni Eropa pada 2015.

Laju China yang telah mengejar Amerika Serikat adalah hasil dari target besar negara itu untuk menjadi pemimpin dunia dalam teknologi pada 2050.

Presiden China, Xi Jinping telah memprioritaskan investasi dalam penelitian dan pengembangan dalam upaya membuat China lebih mandiri. Negara ini menghabiskan rekor $ 441,3 miliar untuk penelitian dan pengembangan pada 2021.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *