Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Kenapa Hanya Serangan Ansharullah ke Fasilitas Minyak yang Selalu Ditonjolkan Saudi?

Kenapa Hanya Serangan Ansharullah ke Fasilitas Minyak yang Selalu Ditonjolkan Saudi?

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, pasca serangan rudal Ansharullah ke fasilitas minyak Aramco di Jeddah, Saudi mengonfirmasi serangan itu seraya mengklaim tak ada kerugian jiwa dan materi dalam serangan tersebut.

Jika kabar-kabar yang dipublikasikan oleh media Saudi dalam beberapa tahun terakhir dicermati, ada sebuah kebijakan media ulangan yang selalu diterapkan. Kebijakan itu adalah sensor, peremehan, dan kadang bantahan.

Hal yang menarik adalah, para pejabat dan media Saudi selalu bersikeras untuk mengonfirmasi serangan Ansharullah ke fasilitas-fasilitas minyaknya. Tampaknya, mereka memfokuskan upaya dalam hal ini lantaran sensitivitas masyarakat dunia terhadap isu energi.

Media-media Saudi hanya memublikasikan serangan ke fasilitas minyak demi mendorong dunia bersikap antipati dan bersatu untuk melawan Ansharullah. Atas dasar inilah Jubir Koalisi Saudi, Turki al-Maliki menyebut serangan rudal Yaman ke Aramco awal pekan ini adalah kelanjutan dari serangan Ansharullah ke kilang minyak Abqiq dan Khurais sebelum ini.

Media-media Saudi tidak pernah bicara soal pembebasan al-Duraihami di dekat al-Hudaydah pada bulan lalu, usai diblokade selama bertahun-tahun. Pun tidak menyinggung penaklukan pangkalan militer Mas, yang merupakan kunci penaklukan Ma’rib, baru-baru ini. Serangan-serangan Ansharullah ke fasilitas infrastruktur dan istana-istana Kerajaan pun diklaim “bisa dibendung”.

Di lain pihak, media-media ini membuat kebisingan saat fasilitas Aramco di Jeddah digempur Ansharullah. Ini berarti bahwa media-media Saudi paling tahu soal ketidakbecusan militer negara mereka dalam perang di Yaman. Sebab itu, para petinggi dan media Saudi, juga antek mereka di Kawasan, secara serempak mendesak AS untuk mencantumkan Ansharullah dalam daftar terorisme. Tujuannya adalah membentuk “persatuan dunia melawan Ansharullah” demi menebus kegagalan di medan perang dari satu sisi, dan dari sisi lain, menjamin lolosnya Bin Salman “secara bermartabat” dari agresi atas Yaman yang sudah berlangsung 6 tahun.

Ada pula bukti lain dari upaya Saudi untuk membentuk persatuan dunia melawan Ansharullah. Sehari setelah serangan ke Aramco, Saudi mengumumkan telah “menemukan dan menjinakkan 5 ranjau laut buatan Iran yang dipasang oleh Ansharullah”. Saudi menyatakan, ranjau-ranjau ini adalah “ancaman fundamental terhadap keamanan maritim internasional”.

Operasi rudal Ansharullah ke Jeddah menunjukkan bahwa daftar 300 target Yaman masih belum berakhir. Ini berarti bahwa perang Yaman masih akan berlanjut hingga para agresor diusir keluar dari negara tersebut. Skenario-skenario seperti pembentukan kawasan penghalang antara Saudi dan Yaman tidak akan diterima Ansharullah sebagai solusi untuk mengakhiri perang.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *