Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Kenapa Rezim Zionis Tak Berhenti Menyerbu Masjid Aqsa?

Kenapa Rezim Zionis Tak Berhenti Menyerbu Masjid Aqsa?

POROS PERLAWANAN – Pertanyaan yang banyak dikemukakan banyak kalangan adalah: kenapa Israel terus melakukan kejahatan terhadap hal-hal yang disucikan Islam dan rakyat Palestina? Kenapa penodaan kesucian Masjid Aqsa dan serbuan ke pelataran-pelatarannya menjadi sebuah kebiasaan harian Rezim Zionis?

Dilansir al-Alam, adegan-adegan pemukulan para jemaah dan serangan terhadap mereka di Masjid Aqsa, juga pengurungan dan pengusiran mereka dari Quds oleh Tentara Israel, telah menjadi “hal biasa”, tanpa adanya hukuman dari pihak masyarakat internasional dan Dunia Islam terhadap Rezim Zionis.

Hal yang perlu diperhatikan adalah kejahatan-kejahatan ini dilakukan Kabinet yang, seperti diakui sendiri oleh media-media Zionis, merupakan Kabinet paling radikal dan rasis sepanjang sejarah Israel. Sebelum ini, para menterinya telah dikenai dakwaan terorisme di pengadilan-pengadilan Rezim Zionis. Salah satunya adalah Menteri Keamanan Domestik, Itamar Ben-Gvir.

Meski demikian, kenapa masyarakat internasional hanya bungkam di hadapan kejahatan-kejahatan Rezim teroris ini?

Jawaban pertanyaan ini bisa diringkas dalam kalimat ini: kemunafikan Barat serta kelemahan Arab dan Muslim.

Kendati Barat mengintervensi urusan besar kecil negara-negara lain dengan dalih HAM dan kebebasan pendapat, namun mereka menyambut PM Israel, Benyamin Netanyahu dengan tangan terbuka dan menghamparkan karpet merah untuknya.

Rezim Zionis juga bersikeras membentuk sebuah kelompok milisi bersenjata, yang terdiri atas para berandal dan kriminalis serta dipimpin Ben-Gvir. Tujuannya adalah menjalankan slogan-slogan seperti “mampus Arab” dan “hancurkan kota-kota Arab dan bakar rumah-rumah mereka”. Namun sekali lagi kita tidak menyaksikan kecaman praktis Barat terhadap kejahatan ini. Sebab itu, Netanyahu memandang kebungkaman global ini sebagai lampu hijau untuk melanjutkan kejahatannya.

Di pihak lain, Rezim Zionis di bulan Ramadan terus menodai hal-hal yang disucikan Umat Islam serta melakukan tindakan represif terhadap jemaah di Masajid Aqsa. Meski begitu, para Dubes sejumlah negara Arab dan Islam mengundang perwakilan Israel untuk menghadiri seremoni buka puasa serta berbincang tentang “toleransi dan agama baru Ibrahimi”. Sikap semacam ini juga dipandang Netanyahu sebagai restu bagi para pemukim Zionis untuk mengusik warga Palestina.

Saat ini, bangsa-bangsa Arab dan Muslim harus turun ke jalanan untuk menyuarakan ketertindasan rakyat Palestina ke seluruh dunia. Mereka harus mengutuk normalisasi Arab-Islam dengan Rezim Zionis, karena normalisasi ini dijadikan kamuflase oleh Israel guna menutupi kejahatan terhadap Palestina.

Hari Jumat terakhir bulan Ramadan, yang dicanangkan Imam Khomeini sebagai Hari Quds Internasional, sudah dekat. Semua Muslim di dunia harus ikut serta dalam pawai Hari Quds Internasional untuk mengingatkan Barat hipokrit dan rezim Arab pelaku normalisasi bahwa rakyat Palestina tidak sendiri dan akan dibela oleh 2 miliar Muslim.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *