Kesaksian Pasca Pertukaran Tawanan Yaman: Koalisi Saudi Tak Kenal Agama dan Etika Kemanusiaan
POROS PERLAWANAN – Usai rampungnya tahap kedua pertukaran tawanan antara Pemerintah Yaman dan Pemerintahan Mansour Hadi, Ketua Delegasi Negosiasi Yaman, Muhammad Abdussalam memberikan penjelasan kepada al-Masirah seputar masalah ini.
Dilansir al-Alam, Abdussalam menyatakan bahwa penyambutan rakyat secara resmi terhadap para tawanan yang dibebaskan menunjukkan mereka ini adalah bagian dari perang kemerdekaan. Dari sisi lain, prosesi penyambutan ini menandakan bahwa di balik tiap tawanan, ada umat yang tak akan meninggalkan mereka sendirian.
Ia melanjutkan, prosesi penyambutan ini akan meningkatkan kekuatan front internal. Menurutnya, warga Yaman syok saat mendengar kisah-kisah memilukan yang dibeberkan para tawanan tersebut.
Sembari mengutarakan keprihatinan atas masalah ini, Abdussalam mengumumkan bahwa puluhan tawanan mengalami penyiksaan, bahkan sebagian dari mereka tewas.
“Koalisi Saudi tidak mengenal agama dan etika kemanusiaan. Mereka bertanggung jawab atas penyakit dan malnutrisi yang diderita para tawanan, juga penyiksaan yang dialami mereka,” tandas Abdussalam.
Ia menegaskan, ajaran Alquran dan Islam mewajibkan agar tawanan diperlakukan dengan baik. Abdussalam meminta dari PBB dan Palang Merah Internasional untuk segera mengambil langkah-langkah terkait para tawanan yang belum dibebaskan.
Ia menyatakan, Pemerintah Sanaa siap mempercepat proses pembebasan para tawanan lain demi mengakhiri penderitaan rakyat Yaman.
Abdussalam menyebut Koalisi Saudi tidak menghendaki perdamaian hakiki, sebab mereka memutuskan untuk melanjutkan agresi. Sedangkan di lain pihak, Yaman hanya mengambil sikap defensif dan melawan para agresor.
Jubir Angkatan Bersenjata Yaman, Yahya Saree pada hari Jumat 16 Oktober mengumumkan, ada 7 anggota al-Qaeda di antara tawanan Koalisi Saudi yang ditukar dengan tawanan dari Yaman.
Proses pertukaran tawanan ini berlangsung dalam 2 hari. 681 tawanan dari Yaman ditukar dengan 400 tawanan dari Koalisi Saudi, termasuk beberapa orang asal Saudi dan Sudan.
