Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon Palestina

Kubu Zionis Peringatkan Potensi Hizbullah dan Hamas Manfaatkan Kelemahan Netanyahu

Jurnalis Israel: Sekjen Hizbullah Cium Aroma Darah dan Kelemahan Netanyahu

POROS PERLAWANAN – Beberapa hari lalu, sebuah ledakan mencurigakan terjadi di utara Tanah Pendudukan, tepatnya di persimpangan Megiddo. Rezim Zionis langsung mengintruksikan pemboikotan berita dan melarang liputan insiden tersebut.

Dilansir Fars, 30 jam setelah kejadian, hanya Tentara Israel yang diperkenankan untuk memublikasikan berita itu ala kadarnya. Belakangan, Tentara, Shin Bet, dan Polisi Israel merilis statemen bersama terkait insiden tersebut.

Dalam statemen tersebut, mereka mengeklaim bahwa seorang pemuda Lebanon menyusup ke Tanah Pendudukan dan melakukan pengeboman di Megiddo. Tentara Israel mengaku telah membunuhnya dan menahan jasadnya.

Statemen itu menyatakan bahwa peran Hizbullah dalam pengeboman itu “masih diselidiki”. Hingga kini, Hizbullah belum menanggapi klaim tersebut.

Jurnalis Israel, Avi Issacharoff dalam tulisannya di Yedioth Ahronoth menyatakan: belum diketahui seberapa besar peran Hizbullah dalam operasi di Megiddo. Ada dugaan kuat bahwa Hizbullah terlibat. Menurutnya, penyusupan seseorang yang tinggal di Lebanon, entah dia warga Palestina atau bukan, sudah memberi petunjuk organisasi mana yang berada di belakangnya.

“Di sini ada sebuah pertanyaan yang lebih penting: siapa orang di Lebanon yang berusaha memicu konflik dengan Israel di waktu tertentu ini? Kita hanya berjarak sepekan dari bulan Ramadan. Serangkaian insiden di Suriah dalam beberapa pekan terakhir dan operasi besar di Israel sama saja dengan pembalasan dendam Hizbullah, yang sudah sejak lama berusaha melakukannya untuk membalas serangan ke Suriah dan penargetan para petinggi seniornya, terutama Imad Mughniyah pada Februari 2008”, tulis Issacharoff.

“(Hasan) Nasrallah mencium aroma darah dan kerentanan politis Netanyahu. Tampaknya dia menyimpulkan bahwa Netanyahu, yang dahulu adalah orang berhati-hati dan konservatif di level militer, saat ini juga masih demikian. Nasrallah tahu bahwa konfrontasi militer besar dengan Lebanon akan menjadikan Netanyahu sebagai tertuduh dalam opini publik, sebab dia akan dianggap berusaha menyeret Israel ke dalam perang agar dia bisa lolos dari kudeta sistematis.”

“Pernyataan seorang petinggi Hamas, Marwan Isa menegaskan bahwa Hamas juga memperingatkan, jika Masjid Aqsa di bulan Ramadan menjadi sasaran agresi, Hamas tidak akan tinggal diam.”

“Dengan kata lain, jika Itamar Ben-Gvir mengadakan seremoni Hari Paskah Yahudi di dalam pelataran Masjid Aqsa, hal ini akan menyulut konflik besar-besaran.”

“Dengan adanya banyak pertanyaan, ada satu hal yang jelas: peningkatan ketegangan, mungkin di lebih dari satu front, akan terjadi dalam waktu dekat. Fokus Pemerintah Israel terhadap kudeta sistematis dalam reformasi sistem peradilan tidak akan membantunya mengatasi hal tersebut (kemungkinan konfrontasi), justru malah memperbesar bahaya,” pungkas Issacharoff.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *