Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Langkah Tak Tahu Diri Turki Perlakukan Suriah

Langkah Tak Tahu Diri Turki Perlakukan Suriah

POROS PERLAWANAN – Para pejabat Turki selalu bersikap kontradiktif terkait Suriah. Dari satu sisi, mereka mengaku menghormati kedaulatan Suriah dan keutuhan wilayahnya. Namun dari sisi lain, bukan hanya tidak menunjukkan penghormatan itu dalam tindakan, data-data menunjukkan bahwa Turki sama sekali tak berniat mengeluarkan pasukannya dari Suriah.

Dilansir al-Alam, Tentara Turki dan kelompok-kelompok teroris binaannya datang ke Suriah untuk menetap. Turki tidak cukup melakukan intervensi militer di utara Suriah melalui operasi-operasi Perisai Eufrat, Ranting Zaitun, dan Mata Air Perdamaian. Ankara juga melakukan kebijakan Turkisasi dan mengubah struktur sosial kawasan-kawasan yang didudukinya. Dengan ini, Turki secara nyata berupaya untuk melanggengkan pendudukannya di Suriah.

Pemerintah Turki memperlakukan kawasan-kawasan yang didudukinya di Suriah seolah itu adalah miliknya.

Misalnya, Ankara membuka cabang universitas-universtas Turki di kota al-Rai, Azaz, al-Bab, Afrin, dan Raas al-Ayn, serta mengajarkan bahasa Turki di sana.

Turki juga mendorong penduduk di kawasan-kawasan itu untuk menggunakan mata uangnya, mengibarkan bendera Turki, dan memasang foto Presiden Turki di gedung-gedung pemerintahan yang dikelola aparat keamanan Turki.

Mendagri Turki, Suleyman Soylu pun melakukan kebijakan ini tanpa mengindahkan konsekuensi-konsekuensi destruktifnya. Soylu mengunjungi dua kota Afrin dan Azas di Provinsi Aleppo pada Hari Raya Iduladha kemarin, seolah ia melawat ke salah satu kawasan Turki. Dalam lawatan ini didampingi beberapa pejabat tingkat tinggi Turki.

Dahulu, Soylu dalam sebuah pidato umum berjanji kepada orang-orang Turki bahwa “suatu hari nanti kita akan menuju Suriah dan Irak dengan berjalan kaki”. Dengan lawatan Soylu ke utara Suriah kemarin, kelompok-kelompok teroris binaan Ankara di kawasan itu kembali mengulang statemennya. Mereka percaya, Soylu “telah menepati janjinya” dengan melintasi perbatasan. Dia dianggap telah melakukan hal penting sehingga orang-orang Turki bisa mondar-mandir ke Suriah seakan-akan mereka mengunjungi salah satu kota negara mereka.

Harus diingat bahwa saat ini dunia tidak sama lagi dengan 80 tahun lalu. Di masa itu, Turki dengan bersenjatakan tombak Penjajah Prancis memisahkan kawasan Liwa Iskenderun dari Suriah dan menggantinya dengan nama Hatay. Namun hari ini, bangsa Suriah telah membuktikan kepada dunia bahwa mereka siap berperang, walau dalam jangka panjang, demi mempertahankan negeri dan kedaulatan mereka.

Bukti terbaiknya adalah pengalaman 10 tahun terakhir. Ketika kelompok-kelompok teroris dukungan aliansi AS-Israel-Arab tiba di gerbang-gerbang Damaskus, rakyat Suriah menggagalkan makar mereka dan sukses membebaskan 80 persen wilayah yang diduduki teroris. Setelah itu, para teroris terkepung di kawasan-kawasan kecil, yang juga akan segera dibebaskan putra-putra Suriah.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *