Loading

Ketik untuk mencari

Rusia

Lavrov Sebut Barat Lakukan ‘Terorisme Informasi’ di Ukraina

POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, Menlu Rusia Sergey Lavrov mengumumkan Moskow telah mengirim jawaban usulan AS terkait jaminan keamanan timur Eropa ke Washington. Ia berharap, propaganda tentang Ukraina tidak melemahkan dialog terkait masalah ini.

“Saya berharap, semua kehebohan dan dongeng horor fiktif yang disebarkan Barat ini tidak melemahkan dialog-dialog baru terkait usulan-usulan kami,” kata Lavrov, seperti dilaporkan TASS.

“Harus dilihat apakah sebagian dari sekutu Barat kami merasa malu atas segala dusta dan penyebaran berita palsu serta keterlibatan mereka dalam terorisme informasi ini. Pada hakikatnya, saya tidak bisa menemukan kata lain untuk tindakan ini. Mereka tidak pernah mengungkapkan penyesalan. Namun mereka harus dipermalukan,” tandasnya.

Lavrov menyinggung “jadwal waktu serangan Rusia ke Ukraina” yang dibuat-buat oleh media dan pejabat Barat. Ia berkata, ”Hal ini terjadi setiap hari. Yang pertama 15 Februari, lalu 16 Februari, dan sekarang mereka mengklaim 20 Februari (akan ada invasi Rusia ke Ukraina).”

Sebelum ini, Jubir Kemenlu Rusia, Maria Zakharova juga menanggapi klaim-klaim media Barat tentang “rencana serangan Rusia ke Ukraina”.

Zakharova mengunggah statemen sarkastis, yang meminta media-media Barat “mengumumkan dan memublikasikan program tahunan invasi Rusia”.

“Kami meminta dari media-media pendusta AS dan Inggris, termasuk Bloomberg, New York Times, Sun, dan selainnya, untuk memublikasikan jadwal serangan Rusia dalam satu tahun ke depan”, tulis Zakharova di kanal Telegram-nya.

“Saya ingin mengatur rencana cuti saya”, sindirnya menjelaskan penyebab permintaaannya di atas.

Dalam beberapa hari terakhir, AS dan NATO menyebar gelombang rumor dan klaim tak berdasar bahwa Rusia “akan menyerang Ukraina pada 15 Februari”, yang ternyata tidak pernah terjadi.

Sejumlah negara menyambut baik pengumuman Rusia yang memulangkan sebagian pasukannya setelah latihan militer mereka berakhir. Namun Washington masih ngotot mengumbar keyakinan bahwa kemungkinan invasi masih belum lenyap.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *