Loading

Ketik untuk mencari

Lebanon

Lebanon Ajak Saudi Selesaikan Masalah dengan Dialog, Bukan Paksakan Kekuatan Otot

Lebanon Ajak Saudi Selesaikan Masalah dengan Dialog, Bukan Paksakan Kekuatan Otot

POROS PERLAWANAN – PM Lebanon, Najib Miqati menegaskan bahwa Beirut memandang penting hubungan dekat dengan negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan upaya untuk mengatasi segala perselisihan dengan spirit persaudaraan dan kerja sama.

Dilansir Fars, hal ini diutarakan Miqati dalam pertemuan dengan PM Kuwait, Sabah Khalid al-Hamad al-Sabah di sela-sela KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia.

Al-Sabah pada gilirannya juga mengaku bahwa negaranya menyukai Lebanon dan berusaha untuk mendukungnya dalam berbaga bidang. Ia berkata bahwa Kuwait memandang penting persatuan negara-negara anggota GCC.

“Lebanon mampu mengatasi segala problem dan menghilangkan setiap perselisihan. Lebanon akan mendapatkan semua dukungan yang dibutuhkan dari Kuwait dan negara-negara Arab lain,” sebut al-Sabah.

Dalam pertemuan dengan Miqati, Amir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani berkata bahwa ia akan segera mengutus Menlu Qatar ke Beirut. Tujuannya adalah mengkaji cara-cara untuk mendukung Lebanon dan menangani isu-isu penting, terutama krisis diplomatik saat ini antara Lebanon dan sebagian negara-negara Arab di Teluk Persia.

Menlu Lebanon, Abdullah Bou Habib dalam wawancara dengan AFP mengajak Saudi untuk berdialog demi menyelesaikan krisis yang muncul antara dua negara.

“Problem antara dua negara sahabat dan bersaudara hanya bisa diselesaikan melalui dialog dan saling percaya, bukan dengan tuntutan paksa. Hal ini berlaku atas Lebanon dan Saudi,” kata Bou Habib.

“Lebanon ingin agar Saudi berdialog demi menyelesaikan semua problem, bukan hanya problem terakhir, agar krisis yang sama tidak terulang,” imbuhnya.

Setelah dipublikasikannya statemen Menteri Informasi Lebanon, George Kordahi dalam sebuah wawancara, media-media pro-Saudi di Lebanon menghujatnya. Mereka mengklaim, statemen Kordahi akan memicu krisis diplomatik antara Beirut dan Riyadh.

Dalam wawancara tersebut, Kordahi ditanya bagaimana ia memandang dinamika saat ini di Yaman. Ia berkata, ”Agresi kejam yang sudah berlangsung selama 8 tahun ke Yaman harus dihentikan. Apa yang dilakukan rakyat Yaman adalah hak legal mereka untuk membela diri. Saya mengapresiasi keteguhan rakyat Yaman dalam menghadapi agresi ini.”

Setelah tersiarnya wawancara ini, Kuwait, Saudi, UEA, dan Bahrain memanggil para Dubes Lebanon di negara mereka dan memprotes statemen Kordahi.

Kordahi menanggapi hujatan-hujatan ini dengan mengatakan bahwa dirinya tidak berniat menghina Saudi dan UEA.

“Wawancara ini dilakukan pada 5 Agustus lalu, yaitu sebulan sebelum saya diangkat sebagai bagian dari Kabinet Najib Miqati,” tegas Kordahi.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *