Macron: Eropa Harus Tinggalkan Sikap Polos dan Segera Berlepas Diri dari AS
POROS PERLAWANAN – Presiden Prancis, Emmanuel Macron menegaskan Eropa mesti menyingkirkan sikap lugu dan menciptakan kapasitas-kapasitas militernya sendiri untuk mempertahankan benua ini.
Dikutip Fars dari Reuters, hal ini diutarakan Macron usai meneken kesepakatan dengan Yunani untuk menjual jet-jet Prancis senilai 3 miliar dolar.
Prancis terlibar krisis diplomatik dengan AS, Inggris, dan Australia, menyusul dideklarasikannya pakta pertahanan AUKUS oleh tiga negara tersebut. Pakta pertahanan ini berujung kepada dibatalkannya perjanjian Canberra dan Paris terkait penjualan kapal selam nuklir.
Saat membicarakan masalah ini pada Selasa lalu, Macron memanfaatkan kesempatan untuk mendesak agar Eropa mandiri dari AS di tengah fokus Washington kepada China dan kawasan Indo-Pasifik.
“Eropa harus berhenti bersikap polos. Ketika kita ditekan oleh kekuatan-kekuatan dunia, kita mesti bereaksi dan memastikan bahwa kita bisa melindungi diri sendiri. Kita tidak boleh meningkatkan ketegangan, namun harus menjaga diri kita,” kata Macron dalam konferensi pers bersama PM Yunani.
Macron untuk pertama kalinya menggulirkan ide pembentukan tentara independen Eropa di era Pemerintahan Donald Trump, yaitu ketika perselisihan antara dua negara kian mencolok dibanding sebelumnya.
Di tahun 2018, Macron berkata, ”Jika kita tidak mengambil keputusan untuk membentuk Tentara Eropa, kita tidak bisa melindungi warga Eropa.”
Ia menegaskan, Eropa mesti bisa melindungi diri tanpa bergantung kepada AS.
Statemen Macron direspons Trump dengan menyebut ide itu sebagai penghinaan. Trump balas menuntut Prancis untuk berperan lebih serius di NATO dan membayar jatah wajibnya di pakta tersebut.
Pembentukan tentara independen Eropa sendiri juga ditentang oleh sejumlah pihak. Dengan absennya Inggris, maka Tentara Jerman dan Prancis akan menjadi tentara Eropa paling kuat. Dengan demikian, ide Tentara Eropa praktis akan berubah menjadi proyek Berlin dan Prancis belaka.
