Menlu Iran: Netanyahu Harus Diadili, Bukan Malah Tampil Membanggakan Kejahatan di Panggung PBB
POROS PERLAWANAN– Dilansir al-Alam, Menlu Iran Abbas Araghchi menyatakan, Netanyahu dan sindikat kriminalisnya harus ditangkap dan diadili atas kejahatan paling mengerikan mereka, bukan justru diizinkan muncul di PBB dan membanggakan kejahatannya.
“Perang-perang yang disulut Rezim Zionis bergantung kepada dukungan militer dan sokongan politik AS. Senjata-senjata AS adalah elemen utama persenjataan dan logistik yang digunakan Israel di Gaza. Sebab itu, AS terlibat dalam setiap aspek kejahatan Israel,” tandas Araghchi dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB, Jumat 27 September.
“Dunia menyaksikan dalam keadaan marah dan jijik. Sementara AS, Britania, Jerman, dan sejumlah negara lain malah menghibur para penjahat. Alhasil, apakah kalian benar-benar berharap masyarakat dunia memercayai ketulusan klaim HAM kalian?”
“Kredibilitas Dewan Keamanan terus merosot tiap saat, sebab dihalangi terus menerus oleh para pendukung utama Rezim Israel untuk melaksanakan tugasnya sesuai Piagam PBB. Dewan Keamanan sekarang harus bertindak dan menghentikan proyek keji Rezim Israel untuk menghancurkan sebuah bangsa sepenuhnya, yang selama 8 dekade berada di bawah pendudukan dan persekusi biadab.”
Araghchi menyatakan,”Sudah terlalu sering horor genosida di Gaza dibicarakan, tapi tak satu pun tindakan yang diambil untuk menghentikannya. Alih-alih, sindikat penjahat Rezim Israel malah diberi hadiah, kejahatan mereka dijustifikasi, dan kekejian mereka dinormalisasi di hadapan mata kita semua.”
“Andai ada kejujuran dalam statemen AS ketika mengaku cemas akan hilangnya nyawa warga sipil tak berdosa Palestina, ia dengan mudah bisa tidak memberikan sarana yang digunakan Israel untuk melakukan kejahatannya.”
“Rakyat AS harus tahu bahwa Netanyahu berusaha menyeret AS ke perang melawan seluruh Kawasan. Tujuannya adalah agar ia mempertahankan kekuasaaannya dan juga memengaruhi hasil Pilpres AS mendatang. Ambisi Netanyahu hingga kini telah menguras miliaran Dolar dari para pembayar pajak AS, apalagi kredibilitas dan citra AS.”
