Menlu Iran Ungkap Isi Pembicaraan Pentingnya dengan Sekjen Hizbullah
POROS PERLAWANAN – Dalam lawatan ke Lebanon, Menlu Iran, Hossein Amir Abdollahian bertemu dan berbincang dengan Sekjen Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrallah. Melalui cuitannya di Twitter, Abdollahian menyinggung pertemuan itu dengan menulis, ”Saya telah bertemu dan melakukan perbincangan penting serta urgen dengan Sayyid Hasan Nasrallah. Dalam rangka mewujudkan keamanan Kawasan secara optimal, tidak diragukan bahwa Perlawanan tengah berada dalam kondisi terbaiknya.”
“Dialog dan kerja sama regional efektif adalah opsi terbaik untuk keamanan, kemajuan, dan perkembangan kolektif,” imbuh Abdollahian, diberitakan Fars.
Abdollahian tiba di Beirut pada Kamis 12 Januari untuk memenuhi undangan kolega Lebanonnya. Pada Jumat kemarin ia telah bertemu dengan sejumlah petinggi Lebanon, termasuk PM Lebanon, Menlu, dan Ketua Parlemen. Ibu Kota Suriah akan menjadi destinasi berikutnya setelah lawatan ke Lebanon.
Selain bertemu dengan Sekjen Hizbullah, Menlu Iran juga bertemu dan berdialog dengan Sekjen Jihad Islam, Ziyad al-Nakhalah.
“Ini adalah pertemuan penting dan mengandung poin-poin urgen yang menjadi perhatian bersama kami. Sayyid Nasrallah memaparkan situasi terkini Kawasan dari sudut pandang Hizbullah. Kami juga bertukar pandangan terkait isu-isu penting seperti masalah Yaman, kondisi Ukraina dan Afghanistan, perundingan nuklir, dan campur tangan sejumlah negara asing dalam kerusuhan terbaru di Iran,” jelas Abdollahian kepada para wartawan.
“Mengingat berkuasanya Pemerintahan Netanyahu di Palestina Pendudukan, kami juga telah membahas situasi terkini. Kami yakin bahwa Perlawanan di Lebanon berada dalam kondisi terbaiknya. Dalam pertemuan dengan Sekjen Jihad Islam Ziyad al-Nakhalah, kami juga sepakat bahwa Perlawanan di Palestina, baik Hamas, Jihad Islam, atau faksi-faksi jihad lainnya, juga tengah dalam kondisi paling ideal.”
“Ini berarti bahwa kami sangat serius untuk menciptakan keamanan maksimal di Iran dan Kawasan. Rezim Zionis juga tengah berkutat dengan sejumlah krisis multilapis di saat ia sedang dalam situasi paling rentan,” tegas Abdollahian.
