Loading

Ketik untuk mencari

Asia Barat Palestina

Erdogan Kunjungi Israel demi Tarik Dukungan Barat untuk Pilpres Turki

POROS PERLAWANAN – Kantor berita Sputnik mewawancarai sejumlah pakar dan analis untuk membahas tujuan Tel Aviv mengundang Presiden Turki, Recep Tayip Erdogan untuk melawat ke Tanah Pendudukan.

Dilansir Fars, pakar masalah Turki di Pusat Riset Politik al-Ahram, Karam Said mengatakan, ”Israel adalah sekutu ekonomi penting untuk Turki, terutama di sektor proyek-proyek energi menyusul ditemukannya sumber-sumber energi di timur Mediterania atau di bidang kerja sama militer.”

Said lalu menyinggung Pilpres Turki dan pengaruh hubungan Tel Aviv-Ankara dalam peristiwa politik ini. “Pilpres ini adalah alasan yang menyebabkan Erdogan berusaha menarik simpati dan dukungan internasional serta Barat melalui lawatan ke Israel. Dengan cara ini, ia juga bermaksud memulihkan kondisi ekonomi negaranya,” papar Said.

Sehubungan dengan tujuan dari undangan resmi Tel Aviv kepada Erdogan, analis masalah Israel asal Palestina, Ashraf al-Ajrami menjelaskan, ”Hubungan Turki dan Israel telah membaik secara signifikan dalam periode terakhir. Ini menunjukkan bahwa Kabinet sayap kanan radikal sangat membutuhkan hubungan semacam ini dengan kekuatan-kekuatan regional seperti Turki. Ini dilakukan dalam rangka membuktikan kepada warga Israel dan dunia bahwa Kabinet ini mampu menjaga hubungan internasional dan membuat hubungan baru.”

“Turki telah mulai mengubah kebijakan-kebijakannya terhadap sebagian besar negara di Kawasan, seperti Suriah, Mesir, dan Teluk Persia… Hubungan Turki dan Israel lebih spesial, karena ini adalah hubungan ekonomi-militer di level yang jauh lebih luas dan mewujudkan kepentingan bagi kedua belah pihak,” imbuh al-Ajrami.

Menurutnya, cara perlakuan Ankara terhadap Kabinet baru Tel Aviv akan berbeda dengan sikap Ramallah dan Palestina. Al-Ajrami menyatakan, Otoritas Nasional Palestina tidak akan memandang positif segala bentuk pemulihan hubungan Rezim Zionis dengan kekuatan-kekuatan regional.

Analis lain, Ibrahim al-Madhoun mengatakan kepada Sputnik, ”Orang-orang Palestina menentang segala bentuk kedekatan dan normalisasi Israel dengan negara Arab dan Islam. Negara-negara Arab dan Islam semestinya mengepung musuh ini, alih-alih menjalin hubungan dengannya.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *