Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Para Senator AS Cemaskan ‘Sindrom Havana’ yang Kian Meluas

Para Senator AS Cemaskan ‘Sindrom Havana’ yang Kian Meluas

POROS PERLAWANAN – Sekelompok senator AS dari Partai Republik dan Demokrat mengirim surat kepada Menlu AS, Antony Blinken. Mereka mendesak agar Pemerintah AS segera mengambil tindakan terkait sindrom Havana.

Dilansir Fars, surat yang juga sampai ke tangan CBS itu menyebutkan, penyakit misterius ini telah menimpa ratusan diplomat AS saat mereka berkunjung ke luar negeri. Sindrom ini disebut para senator AS sebagai “ancaman penting atas keamanan nasional AS”.

Baru-baru ini, puluhan laporan mengabarkan terjadinya kasus sindrom Havana di negara-negara Kolombia, Austria, Jerman, Vietnam, dan negara-negara lain. Dalam banyak kasus, tanda-tanda penyakit ini terlihat di dekat para pejabat senior AS yang tengah melawat ke luar negeri.

Dalam beberapa hari terakhir, Kemenlu AS dituding tidak menangani krisis terkait sindrom Havana secara serius.

Dalam surat para senator AS disebutkan, ”Kami sangat khawatir bahwa laporan-laporan soal sindrom Havana terus bertambah. Jelas bahwa para diplomat dan personel-personel AS lain masih berada dalam ancaman. Ini adalah ancaman penting dan serius terhadap keamanan nasional kita.”

“Kami meyakini bahwa ancaman ini membutuhkan perhatian level tertinggi dari Kemenlu AS. Kami merasa cemas karena Kemenlu tidak memberikan perhatian yang selayaknya kepada krisis ini.”

Penyakit ini dilaporkan pertama kali di tahun 2016 oleh para pejabat Kedubes AS di Ibu Kota Kuba, sehingga dinamakan dengan sindrom Havana. Gejala-gejala penyakit misterius ini meliputi pusing, sakit kepala, kelelahan, rasa mual, gelisah, problem identifikasi, suara lonceng dalam kepala, dan hilangnya daya ingat.

Para pejabat AS berpendapat, gejala-gejala ini muncul dari semacam sumber energi langsung.

Beberapa waktu lalu, Direktur CIA mengumumkan bahwa sekitar 200 pejabat AS dan keluarga mereka terpapar oleh sindrom Havana. Sekitar separuh dari mereka merupakan pegawai CIA.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *