Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

PBB Tutupi Kejahatan Mengerikan Saudi di Saadah

PBB Tutupi Kejahatan Mengerikan Saudi di Saadah

POROS PERLAWANAN – Bersamaan dengan kejahatan Koalisi Saudi di Saadah, utara Yaman, Utusan PBB Hans Grundberg dalam laporannya kepada Dewan Keamanan mengklaim, jumlah korban warga sipil Yaman sepanjang berlangsungnya gencatan senjata “telah berkurang”.

Diberitakan Fars, situs al-Khabar al-Yemeni menanggapi statemen Grundberg ini dan menulis, klaim Grundberg telah membuka pintu tuduhan kepada PBB bahwa lembaga ini berupaya menutup-nutupi kejahatan Koalisi Agresor.

Pada Minggu 10 Juli lalu, Pasukan Penjaga Perbatasan Saudi kembali melanggar gencatan senjata kemanusiaan-militer dengan menyerang Saadah, sehingga menewaskan dan melukai 17 orang.

Kantor berita SABA melaporkan, sebagian besar korban luka dalam kondisi kritis. Mereka telah dibawa ke rumah sakit Razikh di barat Provinsi Saadah.

Ketua Tim Negosiator Yaman, Muhammad Abdussalam dalam cuitannya menyatakan, gugurnya sejumlah warga akibat serangan Koalisi Saudi adalah pelanggaran besar gencatan senjata.

Ia menegaskan, sejak dimulainya gencatan senjata, Koalisi Saudi telah menghalangi pesawat mana pun mendarat di Sanaa, juga mencegah masuknya kapal-kapal pemuat bahan bakar ke pelabuhan al-Hudaydah.

Sebelum ini, Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman, Mahdi al-Mashat mengatakan bahwa Sanaa berupaya untuk mempertahankan gencatan senjata di tengah pelanggaran berulang Koalisi Saudi dan anteknya terhadap kesepakatan ini. Meski demikian, mungkin saja segalanya berubah dan situasi memaksa Sanaa untuk memulai kembali operasi-operasi militernya.

“Kami menerima gencatan senjata demi mengurangi derita rakyat Yaman, juga demi mencapai solusi komprehensif untuk mengakhiri agresi dan mencabut blokade. Namun pintu-pintu gencatan senjata tidak akan tetap terbuka. Kami juga tidak akan membiarkan Koalisi Saudi memanfaatkannya untuk menyerang rakyat Yaman,” tandas al-Mashat.

“Kami telah mengajukan banyak tawaran melalui Komite Militer untuk membuka kembali jalan-jalan, dalam rangka mengurangi derita dan kesusahan bangsa Yaman. Namun sayangnya kami berhadapan dengan sikap keras kepala Koalisi Saudi.”

Al-Mashat menyebut Koalisi Saudi bertanggung jawab atas penjarahan harta kekayaan Yaman, termasuk minyak dan gasnya. Ia menegaskan, perdamaian mendatang harus dilandaskan pada penghentian agresi, pencabutan blokade yang meliputi pembukaan bandara Sanaa dan pelabuhan al-Hudaydah, serta pembayaran gaji para karyawan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *