‘Perang Hybrid’ Kunci Keberhasilan Perlawanan Palestina Kejutkan Israel
POROS PERLAWANAN – Diberitakan Tasnim, seorang pakar bidang Palestina-Israel, Sohail Kasirinejad dalam sebuah video memaparkan tahap-tahap perang hybrid dan multidimensi yang digunakan faksi-faksi Perlawanan Palestina, sehingga mereka mampu menyusup ke Tanah Pendudukan dalam Operasi Badai al-Aqsa Sabtu 7 Oktober lalu.
Berikut adalah poin-poin yang dijabarkan Kasirinejad dalam videonya:
Pertama, salah satu faktor terpenting kesuksesan besar Perlawanan Palestina dalam Operasi Badai al-Aqsa adalah penggunaan metode perang hybrid dan multidimensi.
Kedua, para analis keamanan Rezim Zionis sebelum ini telah berulang kali memperingatkan kerentanan keamanan Israel di hadapan perang hybrid dan perang multifront.
Ketiga, pada langkah pertama dalam Operasi Badai al-Aqsa, Perlawanan Palestina melancarkan serangan siber terhadap infrastruktur vital Israel, seperti listrik, air, bahkan situs-situs media dan sistem-sistem kemiliteran.
Keempat, ditembakkannya 5 ribu roket secara berbarengan dalam 20 menit pertama perang telah membuat sistem pertahanan Israel kelabakan. Sebab Iron Dome dan Ketapel Daud hanya punya kapasitas untuk mengadang 800 target di waktu bersamaan, sehingga akhirnya dua sistem ini tidak efektif membendung hujan rudal dari Gaza.
Kelima, infiltrasi Pasukan Darat Perlawanan yang mencapai seribu hingga 2 ribu personel ke Tanah Pendudukan berjalan dengan lancar, sehingga para pejuang sukses menerobos hingga kedalaman 30 km ke Tanah Pendudukan hanya dalam tempo setengah jam, untuk kemudian menguasai permukiman serta pangkalan-pangkalan militer Rezim Zionis.
Keenam, Rezim Zionis menderita kegagalan intelijen telak, itu pun di hadapan hanya salah satu dari faksi-faksi Perlawanan (Hamas).
Semua ini menunjukkan betapa Rezim Zionis sangat ringkih dan rentan di medan perang hybrid dan multidimensi.
