Politisi Prancis: Embargo Minyak Rusia Sama Saja dengan Bunuh Diri
POROS PERLAWANAN – Anggota Parlemen sekaligus kandidat Pilpres Prancis, Marine Le Pen menyatakan penolakannya terhadap rencana mengembargo minyak Rusia. Dalam wawancara dengan Kanal 2 Prancis, Le Pen berkata bahwa tindakan ini sama saja dengan bunuh diri.
Dikutip Fars dari kantor berita TASS, Le Pen mengomentari usulan Eropa untuk mengembargo minyak Rusia dengan mengatakan, ”Upaya untuk memukul Rusia dengan cara bunuh diri adalah cara yang sangat lemah. Jika itu terjadi, ekonomi kita yang akan pertama berada di ambang bahaya.”
Le Pen memperingatkan, menggunakan cara embargo berarti mengembargo rakyat, lembaga-lembaga, dan ekonomi Prancis, yang akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa hidup kembali.
“Saya berpendapat, konsekuensi tindakan ini akan lebih besar dari dampak pandemi Corona. Cara terbaik untuk mengatasi krisis ini adalah menggunakan jalur-jalur diplomatik,” ujar Le Pen.
Hingga kini, negara-negara AS, Inggris, dan Jepang telah mengembargo impor dan komoditas minyak dari Rusia. Ketergantungan tiga negara ini kepada pasar minyak Rusia jauh lebih sedikit dibandingkan negara-negara Uni Eropa.
Banyak anggota Uni Eropa menegaskan bahwa mereka tidak akan bergabung dengan AS dan Inggris dalam mengembargo minyak Rusia.
Perusahaan minyak terbesar Eropa, Shell, telah meminta maaf karena membeli minyak dari Rusia.
Permintaan maaf ini diajukan menyusul kritik Menlu Ukraina terhadap Shell, padahal perusahaan ini tidak melanggar aturan embargo apa pun. Shell berjanji akan memberikan keuntungan dari pembelian minyak Rusia kepada para pengungsi Ukraina.
Pada Jumat pekan lalu, Shell telah membeli 100 ribu ton minyak dari Rusia dan berhasil memperoleh diskon.
Shell mengaku berusaha mendapatkan alternatif lain untuk minyak Rusia. Namun perusahaan ini menegaskan bahwa itu tidak bisa terjadi dalam satu malam, sebab minyak Rusia berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pasar dunia.
