Rahasia Kesinambungan Pengibaran Bendera Palestina dalam Unjuk Rasa Rakyat Aljazair Sejak 2019 Hingga Kini

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, isu Palestina selalu menyertai rakyat Aljazair, bahkan dalam kondisi tersulit dan perkembangan politik domestik di negara tersebut. Bendera Palestina tidak pernah absen dalam unjuk rasa yang dilakukan rakyat Aljazair, dan selalu dikibarkan bersama bendera negara itu.

“Pada Senin 22 Februari, bendera Palestina juga berkibar dalam unjuk rasa rakyat Aljazair di jalanan Ibu Kota dan kota-kota lain. Itu merupakan penegasan spiritual atas komitmen rakyat Aljazair terhadap norma Palestina dan posisinya dalam wawasan politik Aljazair. Bahkan salah satu pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan Aljazair sekaligus sepanjang unjuk rasa”, tulis al-Arabi al-Jadid.

Para pengunjuk rasa lain juga mengibarkan bendera-bendera kecil Palestina di Ibu Kota dan kota-kota lain seperti Konstantin. Banyak pula di antara mereka yang mengenakan serban khas Palestina; sesuatu yang telah menjadi bagian tak terpisahkan sejak awal unjuk rasa pada Februari 2019 hingga sekarang.

Anggota Tim Antinormalisasi Aljazair, Said Mursi meyakini bahwa keberadaan bendera Palestina menguatkan pendirian politis dan kerakyatan Aljazair dalam menghadapi masalah utama.

“Ada sebuah aspek simbolis yang berkaitan dengan fakta bahwa rakyat mendukung norma Palestina sepenuhnya. Keberadaan bendera Palestina di sisi bendera Aljazair adalah pertanda kekompakan dua bangsa, bahkan di level resmi sekalipun. Hal ini memberi ketenangan dan kami akan mempertahankannya,” kata Mursi kepada al-Arabi al-Jadid.

“Rakyat Aljazair tidak melupakan norma Palestina saat mereka dijajah, bahkan di masa-masa sulit ketika hendak membentuk pemerintahan pascakemerdekaan. Jadi bagaimana mungkin rakyat Aljazair sekarang melupakan Palestina, kendati mereka menghadapi konflik internal untuk demokrasi?” lanjut Mursi.

Menurutnya, pengibaran bendera Palestina secara kontinyu di unjuk rasa dalam situasi menjadi lebih penting, sebab saat ini sejumlah negara Arab, termasuk Maroko yang merupakan tetangga Aljazair, bergegas untuk bergabung dengan konvoi normalisasi.