Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Sekjen Jihad Islami: Takut Pembalasan Baru Poros Perlawanan, Israel Anggap Gaza ‘Bom Waktu Berbahaya’

Sekjen Jihad Islami: Takut Pembalasan Baru Poros Perlawanan, Israel Anggap Gaza 'Bom Waktu Berbahaya'

POROS PERLAWANAN – Sekjen Jihad Islami, Ziyad al-Nakhalah menyatakan bahwa usai Perang Pedang al-Quds, Poros Perlawanan Palestina telah menghidupkan kekuatan militernya. Pejuang Palestina juga telah melengkapi gudang senjatanya dengan membuat senjata sendiri secara rutin.

Diberitakan Fars, Al-Nakhalah juga menegaskan bahwa mereka memproduksi drone di dalam Gaza.

Dalam peringatan tahun kedua gugurnya Syahid Baha Abu al-Atha, al-Nakhalah mengatakan kepada al-Mayadeen, ”Syahid Abu al-Atha telah mewariskan pengaruh nyata. Kami akan meneruskan jalannya dalam perlawanan. Brigade al-Quds (sayap militer Jihad Islami) juga telah membalas syahadah Abu al-Atha dengan perang Shaihah al-Fajr.”

Al-Nakhalah juga bicara soal ketakutan Rezim Zionis terhadap pembalasan baru Poros Perlawanan terhadap agresi-agresinya. Ia berkata, ”Israel menganggap Gaza sebagai bom waktu. Sebab itu, Israel berusaha menjinakkan bom ini dengan mengumbar janji untuk mempermudah masuknya barang-barang ke Gaza.”

“Di saat yang sama, tidak tertutup kemungkinan bahwa Rezim Zionis akan meneror para pemimpin dan anggota Jihad Islami. (Jika terjadi) kami akan segera membalasnya dengan menembakkan rudal ke Tel Aviv.”

“Perlawanan akan terus berlanjut dan tidak berkaitan dengan waktu atau tempat tertentu seperti Gaza. Poros Perlawanan telah memperkuat kemampuan persenjataannya secara signifikan usai Perang Pedang al-Quds,” imbuh al-Nakhalah.

“Semua orang di Kawasan berpikir bahwa Poros Perlawanan tidak akan terlibat pertempuran lantaran khawatir Israel tidak akan membuka perlintasan-perlintasan Gaza. Padahal hal-hal seperti memfasilitasi warga untuk bekerja di Tanah Pendudukan bukanlah tanggung jawab Poros Perlawanan.”

“Israel ingin Gaza dan Tepi Barat menjadi gudang buruh yang bisa dipekerjakan olehnya kapan pun dibutuhkan. Namun kami tidak menerima hal seperti ini,” tandasnya.

Al-Nakhalah juga menyesalkan kerja sama keamanan Pemerintah Otonomi Nasional (PNA) dengan Rezim Zionis. Ia berpendapat, kerja sama ini membuat Zakaria al-Zubaidi dan Muhammad al-Arida kembali tertangkap setelah mereka melarikan diri dari Penjara Gilboa.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *