Serangan Drone Tewaskan dan Lukai Puluhan Serdadu AS, Gedung Putih Adakan Rapat Darurat
POROS PERLAWANAN– Gedung Putih pada Minggu malam 18 Januari waktu setempat mengadakan rapat darurat yang dihadiri Presiden Joe Biden dan petinggi senior AS.
Diberitakan al-Alam, rapat darurat ini dilangsungkan menyusul serangan drone ke pasukan AS di perbatasan Yordania-Suriah, yang menewaskan 3 orang dan melukai 25 (Sejumlah sumber menyebut angka 34) lainnya.
Biden dan Wakilnya Kamala Haris diberi tahu Tim Keamanan Nasional AS tentang perkembangan terakhir terkait serangan ke pangkalan AS al-Tanaf di timur laut Yordania.
Rapat itu dihadiri Penasihat Keamanan Nasional, Menlu, Menhan, Direktur CIA, Kepala Staf Umum Militer, Direktur NSA, dan Dubes AS di PBB.
CNN pada Minggu kemarin melaporkan, sebuah serangan drone pada malam hari menyebabkan tewasnya 3 serdadu AS dan 25 serdadu lainnya.
Menurut laporan ini, tewasnya 3 serdadu AS di Menara 22 di Yordania dekat perbatasan Suriah mengindikasikan kian buruknya situasi genting di Timteng.
“Serangan pesawat nirawak terhadap pasukan kita di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah semalam telah menewaskan 3 serdadu dan melukai banyak lainnya. Kita masih mengumpulkan fakta-fakta serangan ini. Kita tahu bahwa serangan dilakukan kelompok-kelompok milisi dukungan Iran yang bekerja di Suriah dan Irak,” kata Biden.
Sejumlah pejabat AS menyatakan, mereka tidak yakin bahwa Iran adalah pelaku serangan ini.
Di saat sebagian penentang Pemerintahan Biden dan kubu radikal Partai Republik berusaha mengaitkan serangan drone ini kepada Teheran, para pejabat AS ini berpendapat lain.
Kanal CBS mengutip dari seorang pejabat anonim yang berkata,”Dukungan Teheran untuk milisi yang menyerang pangkalan AS tidak berarti bahwa serangan itu dilakukan Iran.”
Perlawanan Islam Irak menyatakan bertanggung jawab atas serangan drone di Yordania tersebut. Perlawanan Irak menegaskan, serangan akan terus berlanjut selama AS masih memberi dukungan untuk Israel.
