Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Sorot Kelanjutan Hubungan AS-Saudi, Pejabat Yaman: Demokrat ‘Lunak di Kebijakan, Keras dan Kejam di Lapangan’

Sorot Kelanjutan Hubungan AS-Saudi, Pejabat Yaman: Demokrat 'Lunak di Kebijakan, Keras dan Kejam di Lapangan'

POROS PERLAWANAN – Seorang pejabat Yaman membantah kabar Reuters terkait perundingan Ansharullah dengan Saudi.

Dilansir Fars, anggota Tim Negosiator Yaman, Hamid Ashim dalam wawancara dengan al-Mayadeen mengatakan, ”Andai kami berunding dengan pihak lawan, kami tak akan merahasiakannya.”

Ia menampik berita soal usul Saudi kepada Ansharullah untuk membuat kawasan penghalang antara Saudi dan Yaman, sebagai syarat untuk diberlakukannya gencatan senjata. Ashim menegaskan bahwa berita-berita adalah kabar burung yang tak berdasar.

“Kami bangga jika Pemerintah (Donald) Trump menyebut Ansharullah sebagai teroris, sebab kelompok ini berjuang demi kemerdekaan,” tambahnya.

“Menjelang pertemuan para Kepala Negara anggota G-20 di Saudi, Riyadh bicara soal perdamaian demi meyakinkan dunia bahwa ia tak menghendaki perang,” papar Ashim.

Pertemuan G-20 akan dilangsungkan pada 20-21 November mendatang di Ibu Kota Saudi, Riyadh.

Terkait sikap Joe Biden, yang tampaknya memenangi Pilpres AS, terhadap Saudi, Ashim menilai bahwa kebijakan Washington terhadap Riyadh tak akan berubah dengan kedatangan Biden.

“Biasanya orang-orang Demokrat menjalankan kebijakan-kebijakan yang lebih lunak. Namun mereka lebih kejam dan keras dibanding orang-orang Republik di lapangan,” imbuh Ashim.

Ia menyatakan bahwa Saudi tak bisa dipercaya untuk memenuhi kesepakatan apa pun. Ashim berkata, ”Saudi tidak bisa melakukan satu pun dari butir-butir kesepakatan Riyadh (antara Dewan Transisi Selatan dan Pemerintahan Mansour Hadi), meski kesepakatan itu sudah berusia lebih dari satu tahun.”

“Kesepakatan dengan Riyadh sudah mati sejak lahir. Perkembangan militer di Yaman membuktikan bahwa kesepakatan semacam ini tidak akan diterapkan,” tandasnya.

Hingga kini para pejabat Saudi sudah kerap bicara soal rencana gencatan senjata. Namun Koalisi Saudi tidak pernah mengurangi intensitas serangan-serangannya, juga tidak berbuat apa pun untuk mengurangi atau mencabut blokade atas Yaman. Bahkan dalam beberapa kasus, Koalisi Agresor menggunakan taktik gencatan senjata palsu untuk meningkatkan serangannya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *