Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Tegaskan Zionis ‘Rezim Temporer’ yang Kehancurannya Tak Terelakkan, Al-Houthi: Pelaku Normalisasi adalah Pecundang

POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, Pemimpin Ansharullah Sayyid Abdulmalik al-Houthi dalam pidatonya pada Jumat malam 29 April mengatakan, orang-orang yang bergegas menormalisasi hubungan dengan Rezim Zionis adalah para pecundang yang akan menyesali perbuatan mereka.

“Kita menyaksikan hasil positif tindakan yang tepat dalam menghadapi musuh, sebagaimana yang terlihat di Palestina, Lebanon, dan Yaman,” kata al-Houthi.

“Peringatan Hari Quds Sedunia secara besar-besaran di Dunia Islam adalah hal yang sangat penting… Mereka yang menjalin persekutuan dengan Musuh Israel dan menentang prinsip-prinsip yang nyata adalah orang-orang yang mengalami kemunduran,” tandasnya.

Sebelum ini dalam seminar daring “Mimbar Quds”, al-Houthi menyebut Hari Quds Sedunia sebagai momen untuk mengingatkan tanggung jawab Umat Islam terhadap Palestina. Menurutnya, pembelaan terhadap Quds adalah tanggung jawab Muslimin.

“Kami secara tulus dan serius mendukung penuh statemen yang dilontarkan Sayyid Hasan Nasrallah, bahwa ancaman apa pun atas Quds sama saja dengan sebuah perang regional… Kami meyakini bahwa Rezim Zionis adalah rezim temporer. Kehancurannya tak terelakkan dan kemenangan bagi hamba-hamba Allah adalah keniscayaan,” tegas al-Houthi.

Di lain pihak, anggota Kantor Politik Ansharullah, Muhammad al-Bukhayti pada Jumat kemarin memperingatkan Rezim Zionis agar berhenti mengusik Quds.

“Jika Quds menghadapi ancaman eksistensional, sebuah perang regional besar akan terjadi. Jika itu terjadi, tiada keraguan bahwa Rezim Zionis dan negara-negara pelaku normalisasi akan menderita kerugian dan menjadi pecundang,” kata al-Bukhayti kepada al-Mayadeen.

“Rudal-rudal dan drone-drone telah mampu mengubah perimbangan kekuatan dan program-program militer, serta mencatatkan sebuah perhitungan baru,” imbuhnya.

Sembari menegaskan bahwa isu Quds adalah barometer dan tolok ukur kemuliaan Umat Islam, al-Bukhayti mengatakan, “Isu Quds adalah isu pertama bangsa Yaman. Kami dari sini, di Sanaa, mengatakan kepada rakyat Palestina bahwa kami tidak akan meninggalkan kalian. Kemerdekaan Quds adalah masalah prioritas kami.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *