Teheran Nyatakan Siap Dukung Penuh Upaya Khusus PBB Akhiri Krisis Yaman

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menyatakan bahwa Republik Islam siap mendukung upaya khusus yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyelesaikan krisis di Yaman yang dilanda perang.

Zarif menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan utusan khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths pada Senin, ketika kedua pihak membahas perkembangan terbaru di Yaman serta cara untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas di negara yang dilanda perang itu.

Merujuk pada perkembangan di Yaman, diplomat tinggi Iran itu menekankan perlunya mengurangi penderitaan dan kesulitan rakyat Yaman yang menderita kemiskinan.

Zarif menambahkan bahwa satu-satunya solusi untuk krisis Yaman adalah politik, karena situasi tidak dapat diperbaiki melalui perang.

Dalam pertemuan tersebut, Zarif juga menyatakan kesiapan penuh Iran untuk mendukung setiap langkah efektif yang diambil oleh PBB untuk menyelesaikan krisis di Yaman mengingat kondisi sangat sulit yang melanda negara tersebut sebagai akibat dari perang dan pengepungan ekonomi yang diberlakukan oleh Arab Saudi dan sekutunya.

Griffiths, pada bagiannya, menyoroti pentingnya informasi tentang pandangan Republik Islam tentang cara-cara memulihkan perdamaian dan stabilitas di Yaman.

Dia juga menjelaskan sudut pandang PBB tentang krisis Yaman dengan penekanan khusus pada kebutuhan untuk menetapkan gencatan senjata, memberikan bantuan ekonomi dan membantu melanjutkan dialog politik di antara semua pihak yang terlibat.

Utusan khusus PBB untuk Yaman itu tiba di Teheran pada Minggu untuk berkonsultasi tentang krisis yang sedang berlangsung di negara termiskin di dunia Arab, yang telah mengalami hampir enam tahun agresi militer oleh koalisi agresor pimpinan Saudi.

Selama berada di sana, Griffiths telah mengadakan pertemuan dan bertukar pikiran dengan para pejabat tinggi Iran tentang cara mengakhiri krisis di Yaman.

Teheran menyusun empat poin rencana yang bertujuan untuk memulihkan perdamaian di Yaman dan mengajukan proposal tersebut ke PBB selambat-lambatnya sebulan setelah koalisi agresor pimpinan Saudi melancarkan serangannya.

Rencana tersebut mengusulkan pembentukan gencatan senjata, transfer bantuan kemanusiaan ke Yaman, peluncuran dialog intra-Yaman, dan pembentukan pemerintahan berbasis luas.

Didukung oleh AS, Inggris, dan negara-negara Barat lainnya, rezim Saudi dan koalisi sekutunya telah terlibat dalam menginvasi Yaman sejak awal 2015, dengan tujuan memasang kembali rezim yang bersahabat dengan Riyadh di sana.

Kampanye tersebut telah gagal mencapai tujuannya, berkat perlawanan yang dilakukan oleh tentara Yaman dan kelompok-kelompok populer yang bersekutu, tetapi telah menyebabkan negara itu terperosok dalam “krisis kemanusiaan terburuk di dunia”, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Berdasarkan angka terbaru yang dipublikasikan oleh PBB pada Desember 2020, perang itu telah merenggut lebih dari 233.000 jiwa sejauh ini.

Kampanye agresi juga telah membuat jutaan orang Yaman di ambang kelaparan dan mendatangkan malapetaka pada infrastruktur sipil negara itu, termasuk rumah sakit dan sekolah.