Loading

Ketik untuk mencari

Iran Palestina

Tel Aviv Cemaskan Potensi Tercapainya Kesepakatan Pencabutan Sanksi Iran

Tel Aviv Cemaskan Potensi Tercapainya Kesepakatan Pencabutan Sanksi Iran

POROS PERLAWANAN – Pemimpin oposisi Israel di Knessett memperingatkan konsekuensi keruhnya hubungan Kabinet Benyamin Netanyahu dan AS, serta pengaruhnya atas tercapainya kesepakatan Washington-Teheran.

Dinukil al-Alam dari Israel National News (Arutz Sheva), Yair Lapid menyebut kesepakatan pencabutan sanksi Iran oleh AS sebagai hal yang membahayakan. “Kita harus melakukan segala yang dibutuhkan demi mencegah kesepakatan ini,” kata mantan PM Israel itu.

Lapid menyinggung perselisihan antara Pemerintahan Netanyahu dan Pemerintahan Joe Biden, seraya menambahkan, ”Menjauhnya Israel dari Pemerintah AS bisa saja membuat kita membayar mahal.”

“Kesepakatan nuklir dengan Teheran bisa saja membatasi medan kerja kita.”

Pada Kamis pekan lalu, Menlu Iran, Hossein Amir Abdollahian bicara soal perundingan nuklir dan menyatakan bahwa entah baik atau tidak, JCPOA memiliki titik kekuatan dan kelemahan dan merupakan jalur Iran untuk menghapus sanksi.

“Korespondensi tidak langsung untuk pencabutan sanksi sudah berlangsung selama berminggu-minggu. Ada upaya-upaya yang tengah dilakukan oleh para Menlu sebagian negara untuk mengklasifikasi teks perdana (kesepakatan pencabutan sanksi). Namun kami tidak menyosialisasikannya demi menjaga ketenangan masyarakat. Kemajuan-kemajuan bagus telah terwujud dan kita berharap bisa sampai ke titik-titik yang baik,” kata Abdollahian.

Sejak ditekennya JCPOA pada 2015 yang bertujuan untuk mencabut sanksi-sanksi, Iran telah melaksanakan semua komitmennya tanpa cacat. Komitmen Iran ini dibuktikan dalam 16 laporan IAEA.

Namun sejak masuknya Donald Trump ke Gedung Putih pada Januari 2017 dan beberapa tindakan-tindakan pendahuluan, pada akhirnya AS secara sepihak dan ilegal keluar dari JCPOA pada 8 Mei 2018. AS dalam 2 tahap mengembalikan sanksi-sanksi sekunder atas Iran.

Komitmen Iran kepada JCPOA dari satu sisi, dan peningkatan sanksi AS dari sisi lain, telah mendorong Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran pada 8 Mei 2019 memberi tenggat 60 hari diplomasi dalam rangka menghentikan komitmennya selangkah demi selangkah.

Setelah negara-negara Eropa tidak menepati janji mereka untuk menebus dampak keluarnya AS dari JCPOA, walau telah diberi waktu oleh Iran, maka Teheran pun mengurangi sejumlah komitmennya dalam kesepakatan nuklir sesuai dengan butir-butir perjanjian JCPOA.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *