Loading

Ketik untuk mencari

Iran

4 Dekade Konspirasi dan Perang Lebih dari 250 Media Barat-Ibrani-Arab atas Iran dengan Hasil Nihil

4 Dekade Konspirasi dan Perang Lebih dari 250 Media Barat-Ibrani-Arab atas Iran dengan Hasil Nihil

POROS PERLAWANAN – Selama 44 tahun terakhir, Revolusi Islam Iran telah menjadi target serangan di berbagai aspek militer, ekonomi, budaya, dan media. Bisa dikatakan bahwa salah satu kancah terpenting yang digunakan musuh-musuh Iran untuk menghantam posisinya di dalam dan luar adalah kampanye media; kampanye yang di situ para raksasa media dunia dan segi tiga Barat-Ibrani-Arab mengepung Iran.

Dilansir Fars, ratusan media selama berdekade-dekade dalam liputannya ke audiens berusaha mengesankan tatanan politik Iran lemah, rakyatnya sengsara, politik luar negerinya gagal, dan kebijakan domestiknya amburadul.

Dengan menggunakan sarana-sarana ini, musuh-musuh Revolusi Islam di berbagai forum internasional merilis resolusi anti-Teheran dan berusaha mengajak dunia untuk bersama-sama memusuhi Negeri Mullah.

Seorang aktivis media regional, Ibrahim al-Sarraj bicara soal perang media atas Iran dan mengatakan, ”Lebih dari 250 media menjalankan kebijakan disinformasi, penyebaran dusta, dan upaya untuk mengubah keyakinan berbagai komunitas tentang substansi apa yang berlangsung di Republik Islam Iran.”

“Pada hakikatnya, terompet-terompet perang media ini tidak merasakan tanggung jawab apa pun di hadapan etika profesionalisme media, karena mereka sudah berpengalaman menghias kebohongan dan menyebarkan informasi keliru. Lebih tepatnya, pekerjaan mereka adalah menyembunyikan fakta-fakta dari dunia melalui media,” imbuhnya.

Terkait tujuan dari kampanye media ini, al-Sarraj menjelaskan, ”Ini lebih dari bahwa negara-negara ini ingin menciptakan kanal-kanal media. Namun misi utama mereka adalah menargetkan Republik Islam Iran dan memobilisasi pasukan elektronik untuk menyerangnya. Ada banyak organisasi yang menghabiskan jutaan Dolar dan misi mereka terbatas pada mengubah pengenalan dan pemahaman masyarakat dunia terhadap realita Iran.”

“Apa yang ingin dipendam oleh mereka adalah fakta bahwa para pemimpin Iran sangat mendukung para ilmuwan. Mereka menyediakan semua sarana kesuksesan, menghendaki kemajuan tingkat tinggi di bidang teknologi, dan mengeluarkan biaya besar untuk mendapatkan capaian terbaik dan riset-riset ilmiah.”

“Media-media anti-Iran tidak pernah mengungkap besarnya layanan publik dan kemajuan ilmiah negara ini. Persentase buta huruf sebelum Revolusi Islam adalah 80 persen, sementara setelahnya, angka ini menurun hingga 20 persen. Di tahun 2022, persentase wanita yang bekerja di sektor kedokteran mencapai 40 persen; sebuah angka keberhasilan yang bahkan tidak kita saksikan di negara-negara Eropa,” tegas al-Sarraj.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *