Al-Akhbar: Faksi Perlawanan Palestina Matangkan Persiapan Hadapi Pertempuran Baru
POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, bentrokan antara warga Palestina dan serdadu Rezim Zionis di sebagian titik, terutama di Bab al-Amud, Quds, kembali meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Terkait hal ini, harian al-Akhbar mengutip dari sejumlah sumber di kubu Perlawanan, bahwa para pejuang Palestina telah menyempurnakan persiapan mereka untuk konfrontasi baru. Jika Rezim Penjajah melewati garis merah di bulan Ramadan di Tepi Barat dan Quds, atau bertindak bodoh di Gaza, Perlawanan Palestina sudah siap untuk terjun ke medan.
Kepala Staf Gabungan Israel, Aviv Kochavi dikabarkan telah menginstruksikan pasukannya untuk bersiap menjalani Operasi Penjaga Dinding II.
“Penjaga Dinding” adalah nama operasi agresif Rezim Zionis pada tahun 2021 silam atas Gaza. Di lain pihak, faksi-faksi Palestina menamakan operasi mereka dengan “Pedang al-Quds”.
“Tentara Israel harus siap untuk kemungkinan meningkatnya ketegangan selama sebulan atau lebih, juga bersiap untuk Operasi Penjaga Dinding II,” kata Kochavi di hadapan serdadu Zionis di Tel Aviv.
Menurut al-Akhbar, kubu Perlawanan memprediksi bahwa Rezim Zionis saat ini tidak siap melakukan konfrontasi militer dengan Gaza. Dari sisi politik, serangan ke Gaza juga bisa saja menjatuhkan Kabinet Koalisi Israel.
Sebelum ini, faksi-faksi Perlawanan Palestina memperingatkan, serangan Tentara Zionis di kawasan Bab al-Amud di Quds bisa menyebabkan terulangnya Perang 12 Hari di Gaza.
Al-Quds al-Arabi memberitakan bahwa peringatan ini disampaikan faksi-faksi Perlawanan kepada para mediator. Mereka mengatakan, ”Peringatan-peringatan lalu faksi-faksi Perlawanan untuk terjun membantu Quds masih berlaku. Aksi Israel saat ini ibarat meniup api, apalagi para pemukim Zionis radikal juga mengancam akan menyerang Masjid Aqsa.”
Al-Quds al-Arabi melaporkan, sayap militer Jihad Islam, Brigade al-Quds, telah melakukan parade militer di berbagai titik di Gaza sebagai pesan baru untuk Israel. Para pejuang Brigade al-Quds mengenakan seragam militer di pusat Gaza dan membawa berbagai jenis senjata.
