CEO Perusahaan Industri Pertahanan Jerman: Eropa Jangan Terbuai Janji Manis AS

Share

POROS PERLAWANAN– CEO perusahaan industri pertahanan terbesar Jerman Rheinmetall memperingatkan, Eropa terlalu berharap kepada janji AS untuk melindunginya saat ada ancaman militer besar. Armin Papperger meminta negara-negara Eropa meningkatkan upaya untuk memperkuat dan memandirikan industri militernya.

Diberitakan ISNA, Papperger meyakini bahwa AS tidak bakal menolong Eropa jika Benua Biru menjadi sasaran serangan militer.

Kantor berita Sputnik melaporkan, Papperger berkata bahwa “Jika terjadi situasi sangat berbahaya, seperti konfrontasi militer besar-besaran, di Eropa, AS akan mengalihkan fokusnya ke Asia dan meninggalkan Eropa sendirian.”

Ia berpendapat, negara-negara Eropa dalam beberapa tahun terakhir terlalu menggantungkan harapan kepada janji Washington untuk melindungi. Papperger menegaskan bahwa hal semacam itu tak akan terjadi lagi.

Pernyataan Papperger merujuk kepada sikap Partai Republik AS yang menghalangi pengiriman lebih banyak bantuan untuk Ukraina.

Ia menjelaskan, upaya untuk memperbarui kapasitas militer Jerman akan berlanjut tanpa melihat hasil Pilpres AS mendatang. Menurutnya, jika Donald Trump memenangi Pilpres dan kembali ke Gedung Putih, tekanan atas produksi militer Jerman akan meningkat.

CEO Rheinmetall ini meminta para pimpinan Eropa untuk meningkatkan usaha mereka, demi memperkuat produksi militer di Eropa dan menjadikannya sebagai saingan independen untuk industri militer AS.

Perang Ukraina dimulai dengan operasi militer Rusia pada Februari 2022. Presiden Vladimir Putin berulang kali menegaskan, Moskow sama sekali tak berniat menyerang negara-negara anggota NATO.

Kremlin menyatakan, Rusia tidak mengancam siapa pun. Tapi Moskow tidak akan mengabaikan tindakan-tindakan yang berpotensi membahayakan kepentingannya.