Pakar Keamanan: al-Hashd al-Shaabi Satu-satunya Instansi Irak yang Ruang Operasionalnya Tak Disusupi AS

Share

POROS PERLAWANAN– Dalam wawancara dengan stasiun televisi al-Ahd, pakar keamanan Abdulkarim Khalaf mengatakan,”Al-Hashd al-Shaabi adalah satu-satunya lembaga Irak yang kosong dari keberadaan orang-orang AS. Ia juga satu-satunya instansi yang mendapatkan legalitas konstituonal, syar’i, dan publik.”

“Mantan PM Irak Adel Abdulmahdi, yang didukung banyak pihak dan berinteraksi dengan orang-orang AS, pernah mengatakan bahwa pasukan Kurdi dan Sunni tidak setuju jika Irak memiliki sistem pertahanan udara modern,” imbuhnya dalam acara al-Mudawalah, diberitakan al-Alam.

Menurut Khalaf, Perlawanan Irak harus mengawasi pangkalan-pangkalan AS yang memiliki pengaruh paling besar dalam melancarkan serangan.

“Pesawat nirawak AS yang menargetkan Syahid Abu Taqawi dikontrol dari pangkalan Philadelphia.”

Ia juga menekankan tindakan segera untuk mengubah keputusan pengusiran pasukan asing menjadi UU dan segera mengakhiri keberadaan mereka di wilayah Irak.

“Irak memiliki kesempatan emas untuk bebas dari hegemoni AS,” tandas Khalaf.

Anggota Komisi Hubungan Luar Negeri Parlemen Irak, Karim al-Muhammadawi mendesak untuk menggunakan kekuatan dan demo publik guna mengusir pasukan AS dari Irak.

Di saat bersamaan, al-Muhammadawi menegaskasn peran penting Pemerintah Baghdad dalam melaksanakan amanat Parlemen terkait pengusiran pasukan AS dari Irak.

Sebelum ini, Sekjen Organisasi Badr, Hadi al-Amiri dalam statemennya mendesak Pemerintah Irak mengambil tindakan yang diperlukan guna menentukan “batas waktu singkat” untuk hengkangnya Koalisi Internasional pimpinan AS dari negara tersebut.

“Selama Pasukan Koalisi masih berada di negara ini, tak satu pun bisa berharap bahwa kekuatan militer Angkatan Bersenjata Irak dan lembaga-lembaga keamanan lain bisa berkembang,” tandas al-Amiri.

“Pasukan keamanan-militer kita berada di puncak kekuatan setelah meraih kemenangan besar dalam memerangi ISIS. Benar-benar memalukan ketika sebagian pihak berargumen bahwa Koalisi Internasional harus dipertahankan untuk membantu pasukan Irak melenyapkan sisa-sisa teroris.”