Petinggi Uni Eropa Akui Houthi Tidak Didikte Iran

Share

POROS PERLAWANAN-Penanggung Jawab Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyatakan bahwa dalam operasi-operasi di Laut Merah, Sanaa bertindak secara independen dan tidak berada di bawah kendali Teheran dalam menentukan keputusan.

“Proses pengambilan kebijakan di Ansharullah tidak berada dalam kontrol Iran,” kata Borrell, dilansir ISNA.

“Kami ingin menjaga kanal-kanal kontak kami dengan Iran. Kami meminta dari Iran untuk menahan diri dan menggunakan pengaruhnya untuk menjauhkan ketegangan, terutama berkaitan dengan Houthi (Ansharulla). Namun saya berpendapat, Iran tidak memiliki kendali penuh atas keputusan-keputusan Houthi. Mereka bisa dikatakan sudah mandiri,” kata Borrell dalam sebuah konferensi pers di Brussel.

Pada bulan Maret lalu, media-media mengeklaim bahwa Washington meminta dari Teheran untuk menghentikan operasi maritim Militer Yaman di Laut Merah. Namun klaim ini dibantah oleh Penasihat Komunikasi Keamanan AS, John Kirby.

Sebelum ini Borrell menyatakan, serangan Angkatan Bersenjata Yaman ke kapal-kapal di Laut Merah telah menaikkan biaya asuransi pelayaran dan transportasi kontainer ke China.

Beberapa waktu lalu, harian Ibrani Jerusalem Post menyatakan, aliansi maritim yang disebut “Prosperty Guardian” pimpinan AS dan operasi maritim Eropa yang dinamakan “ASPEDS” di Laut Merah terbukti tidak efektif untuk menciptakan prevensi di hadapan Houthi (Ansharullah Yaman).

Jerusalem Post mengakui bahwa kegagalan kekuatan-kekuatan militer dunia untuk menangkal Houthi “tidak memiliki penjelasan memuaskan.”

CNN melaporkan bahwa meski AS telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap Ansharullah dalam beberapa pekan terakhir, namun Yaman masih mempertahankan gudang senjatanya tetap kuat. AS pun berdalih bahwa ini disebabkan “sokongan senjata dari Iran”.

“Kami tahu bahwa Houthi memiliki gudang senjata besar. Mereka sangat tangguh. Mereka memiliki senjata-senjata modern karena selalu rutin mendapatkan pasokan senjata dari Iran,” ujar Wakil Jubir Pentagon, Sabrina Singh.

“Mereka masih terus membuat kita tercengang. Kita masih belum memiliki pandangan hal-hal apa lagi yang dimiliki mereka,” kata seorang pejabat Kemenhan AS tentang Ansharullah.