Sanaa: Aksi Koalisi Saudi Permainkan Isu-isu Kemanusiaan, Seret Kawasan Menuju Bencana

Share

POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, Menhan Yaman, Muhammad Nasir al-Athifi dalam rapat Kabinet menyatakan bahwa Koalisi Agresor dengan melanjutkan blokadenya telah meningkatkan tindakan-tindakan bermusuhan terhadap bangsa Yaman.

Menurut laporan kanal berita al-Masirah, al-Athifi menyebut Koalisi Agresor menggunakan psy war dan penyebaran isu demi memukul front domestik Yaman, sebab mereka tidak bisa mereduksi tekad bangsa Yaman.

Seraya menyatakan bahwa Tentara Yaman masih menggunakan prinsip prevensi strategis, al-Athifi berkata bahwa Koalisi Saudi memahami Sanaa tidak akan tawar-menawar untuk hak-hak rakyat Yaman. Bahkan jika diperlukan, Sanaa akan mengambil kembali hak Yaman secara paksa.

Menhan Yaman memperingatkan kepada Koalisi Saudi bahwa berlanjutnya permainan dengan isu-isu kemanusiaan di Yaman akan menyeret seluruh Kawasan menuju bencana.

“Jika para agresor masih bersikeras untuk melewatkan peluang perdamaian, bangsa Yaman tidak peduli besarnya risiko (untuk membalas), sebab mereka yakin bahwa hidup tanpa kemuliaan dan martabat tidak ada artinya,” tandas al-Athifi.

Situs berita Prancis, News-24 melaporkan bahwa Sanaa menyebut AS sebagai rintangan utama dalam terwujudnya perdamaian di Yaman. Belum lama ini, Sanaa menyatakan bahwa keberadaan pasukan AS di Bab al-Mandeb dan sekitar pesisir Yaman adalah bahaya bagi pelayaran.

Otoritas Yaman menegaskan bahwa Saudi melanjutkan perang atas Yaman sebagai kekuatan proksi, di samping bahwa Riyadh dan Abu Dhabi masih terus menjarah sumber-sumber minyak Yaman.

Sanaa memperingatkan bahwa Saudi sekarang ini masih punya kesempatan untuk mengakhiri agresi atas Yaman. Jika tidak, serangan rudal balistik dan cruise Yaman ke infrastruktur-infrastruktur penting Saudi bisa memaksa negara ini langsung kembali ke meja perundingan.

Di akhir laporan News-24 disebutkan bahwa dengan mengesampingkan perubahan peristiwa-peristiwa, jelas bahwa pengaruh AS di Semenanjung Arab mulai merosot dengan cepat. Sebagian dari warisannya adalah perang biadab yang menyengsarakan hidup lebih dari 400 ribu warga Yaman; perang yang masih belum akan diakhiri oleh Joe Biden.