Serangkaian Tuduhan Absurd Trump terhadap China Soal Covid-19 Picu Xenofobia dan Rasisme atas Etnis Asia di Negara-negara Barat

Share

POROS PERLAWANAN – Ketika pandemi virus Corona menyebar ke seluruh dunia, demikian pula xenofobia dan rasisme terhadap etnis Asia di negara-negara Barat. Fenomena kebencian ini disinyalir dipicu oleh tuduhan-tuduhan tidak berdasar yang kerap dilontarkan presiden AS, Donald Trump, terhadap China, CGTN melaporkan.

Semakin banyak insiden perundungan terhadap orang China, dan etnis Asia secara keseluruhan telah dilaporkan di seluruh dunia sejak wabah dimulai. Demikian pula jumlah komentar rasis bernada jahat terhadap komunitas Asia melonjak setelah Trump secara terbuka menyebut Covid-19 sebagai “virus China” di Twitter-nya pada 16 Maret.

Menurut sebuah laporan dari L1ght, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam mengukur perundungan online, Twitter mengalami pertumbuhan hingga 900 persen dalam jumlah ujaran kebencian terhadap China dan orang-orang China sejak akhir Maret, tepat setelah Trump mengeluarkan pernyataan rasisnya.

Fenomena ini tidak hanya terbatas pada forum online. Orang Asia juga dihadapkan dengan rasisme dan kejahatan dalam kehidupan nyata. Sebuah survey yang dilakukan oleh Center for Public Integrity mengungkapkan bahwa lebih dari 30 persen orang Amerika telah menyaksikan bias tuduhan soal Covid-19 yang menargetkan orang Asia, dan persentase meningkat menjadi 60 persen di antara responden Asia-Amerika.

FBI sebelumnya memperingatkan bahwa terjadi lonjakan kejahatan rasial akibat penyebaran Covid-19, karena “sebagian masyarakat AS mengaitkan Covid-19 dengan populasi China dan Asia-Amerika.”

Berbagai insiden kekerasan serius telah terjadi. Pada bulan Maret, sebuah keluarga yang terdiri dari tiga orang keturunan Asia-Amerika, termasuk dua anak, ditikam di luar sebuah toko di Midland, Texas.

Pada pertengahan April, Departemen Kepolisian Kota New York (NYPD) melaporkan pihaknya telah menyelidiki 15 kejahatan atas dasar kebencian yang berkaitan dengan virus Corona, yang semuanya ditujukan kepada orang Asia.

Menurut data yang dirilis oleh Kepolisian Metropolitan London, jumlah serangan rasial terhadap orang Asia meningkat tajam menjadi 166 pada bulan Februari dan Maret, dibandingkan dengan 66 pada periode yang sama tahun lalu.

Bisnis China di Inggris juga telah mencatat pengurangan pelanggan yang signifikan dalam periode perayaan Tahun Baru China karena kekhawatiran penyebaran virus Corona melalui makanan atau praktik kerja yang tidak higienis.

Sejauh ini, setidaknya ada 267 kejahatan kebencian anti-Asia yang tercatat di Inggris, Sky News melaporkan pada awal Mei.

PBB menyuarakan keprihatinan atas “tsunami kebencian dan xenofobia” akibat merebaknya pandemi, dan mendesak pemimpin dunia untuk melakukan tindakan yang menjauhkan masyarakat mereka dari virus kebencian.