Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Atwan: Kenapa Arab Harus Takut Jika Netanyahu Berkuasa Kembali?

Atwan: Kenapa Arab Harus Takut Jika Netanyahu Berkuasa Kembali?

POROS PERLAWANAN – Knessett pada Rabu 22 Juni kemarin menyetujui proposal awal pembubaran Parlemen sebagai langkah awal untuk mengadakan Pemilu dini. Di saat bersamaan, mantan PM Israel Benyamin Netanyahu menyatakan siap berkompetisi di Pemilu mendatang dan mengkritik keras kegagalan Pemerintahan Naftali Bennett. Hal ini membuka kemungkinan kuat bahwa ia akan kembali berkuasa.

Dilansir Fars, Abdel Bari Atwan dalam tulisannya mempertanyakan alasan sebagian orang Arab yang mencemaskan kembalinya Netanyahu ke tampuk kekuasaan.

“Setelah runtuhnya Pemerintahan aliansi sayap kanan Bennett di Israel dan keputusan untuk membubarkan Parlemen (Knessett) serta mengadakan Pemilu ke-5 dalam rentang 3,5 tahun, muncul banyak suara, baik di dalam Tanah Pendudukan maupun kawasan Arab, yang mencemaskan kemungkinan kembalinya Netanyahu ke kekuasaan. Padahal, masih belum dipastikan dia akan kembali (berkuasa). Tapi orang-orang pengecut memang tidak bisa diajak bicara”, tulisnya di Rai al-Youm.

“Pemerintahan Israel berada di bibir jurang keruntuhan seiring kian dekatnya ia ke penghujung umurnya. Dari satu sisi, Israel menyaksikan meningkatnya krisis domestik, dan dari sisi lain, bertambahnya kekuatan politik-militer Poros Perlawanan. Selain itu, perang-perang imperialis Barat untuk kali pertama setelah hampir satu abad berpindah dari Timteng ke jantung Eropa dan Ukraina; perang yang hingga kini dimenangkan Rusia dari sisi ekonomi dan militer”.

“Kenapa sebagian dari kita harus takut Netanyahu akan kembali? Biarkan Netanyahu kembali memimpin pemerintahan yang sudah tercabik dan tercerai berai; pemerintahan yang di tiap forumnya konflik politik terus meruncing dan terkepung nyaris dari semua arah oleh sistem-sistem rudal. Israel bahkan sudah tidak bisa lagi menyusup ke kamp pengungsi Jenin yang luasnya tidak lebih dari satu kilometer persegi”.

Atwan menegaskan, Pemerintahan Netanyahu selama 16 tahun berturut-turut penuh dengan kegagalan. Yang terakhir adalah kegagalannya dalam Perang Pedang al-Quds, yang membuat Pemerintahan Netanyahu terkucil dari dunia selama 11 hari dan 6 juta orang Israel harus hidup di tempat-tempat perlindungan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *