Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Bagaimana Peristiwa 11/9 Jadi Awal Kemerosotan AS?

POROS PERLAWANAN – Harian Guardian dalam analisisnya membahas peran peristiwa 11/9 dalam membentuk dinamika masyarakat AS.

Dilansir Fars, Julian Borger dalam tulisannya membahas bagaimana 11/9 telah menyeret AS ke rawa perang-perang abadi, runtuhnya nilai-nilai HAM, dan kerusuhan dalam negeri.

Borger memulai analisisnya dengan mengingatkan, serangan drone AS baru-baru ini ke Somalia dan Afghanistan dilakukan berdasarkan wewenang yang diberikan kepada Presiden AS usai 11/9.

“Guncangan-guncangan pasca11/9 bisa terlihat di mana-mana. Keluarga 3000-an korban masih berdebat dengan Kementerian Hukum AS soal penyembunyian fakta oleh FBI dan kemungkinan peran petinggi Saudi dalam kejadian ini. Pekan lalu, mereka mendesak Inspektur Jenderal Kementerian Hukum untuk menyelidiki klaim FBI soal hilangnya bukti-bukti vital, termasuk foto dan klip video,” tulis Borger.

“Dengan berlalunya lebih dari satu dekade dari upaya terakhir al-Qaeda untuk menyerang AS, cara respons Washington terhadap peristiwa ini, beberapa minggu setelah runtuhnya menara kembar WTC, telah menyebabkan perubahan masyarakat dan demokrasi AS serta kemerosotannya.”

Borger lalu menyinggung disahkannya UU bernama Otorisasi Penggunaan Kekuatan Militer (AUMF) setelah kejadian 11/9.

Tujuan dari UU yang disahkan pada 18 September 2001 ini adalah memberikan wewenang perang kepada Presiden AS untuk melakukan tindakan militer tanpa membutuhkan izin Kongres.

Menurut Borger, Pemerintahan Joe Biden masih menggunakan UU ini untuk menjustifikasi operasi-operasi militer di berbagai penjuru dunia, bahkan terhadap individu atau faksi yang tak berkaitan dengan al-Qaeda.

Barbara Lee adalah satu-satunya legislator AS yang menentang pengesahan AUMF di masa itu. Ia memperingatkan, ”Mari kita bersabar sejenak dan memikirkan konsekuensi dari tindakan kita hari ini. Jangan sampai keadaan lepas kendali. Di saat kita ingin bertindak, jangan sampai kita justru berubah menjadi biang kejahatan yang kita kutuk sendiri.”

Menurut Borger, dalam rentang 2 dekade usai kejadian 11/9, AUMF telah digunakan lebih dari 40 kali untuk menjustifikasi operasi-operasi militer di 18 negara. Operasi-operasi itu dilancarkan atas pihak-pihak yang tak berkaitan dengan 11/9 atau al-Qaeda. Itu pun belum mencakup operasi-operasi rahasia yang tidak dipublikasikan.

Spencer Ackerman, penulis buku “Reign of Terror: How the 9/11 Era Destabilized America and Produced Trump” mengatakan, ”Aksi-aksi AS usai 11/9 telah melembagakan pemikiran supremasi kulit putih di seluruh sejarah politik AS.”

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *