Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Tentara Suriah Rebut Kembali Daraa, Catatkan Kekalahan Baru bagi AS

POROS PERLAWANAN – Keluarnya Daraa di selatan Suriah dari kontrol kelompok-kelompok bersenjata yang didukung pihak asing, dipandang sebagai kemenangan baru bagi Pemerintah Damaskus.

Dilansir al-Alam, para pakar politik meyakini Daraa adalah simbol bagi Pemerintah Suriah. Sebab, kawasan ini sempat berubah menjadi basis untuk melancarkan konspirasi atas Damaskus. Namun Tentara Suriah berhasil mengembalikannya ke kedaulatan Damaskus.

Daraa dianggap sebagai urat nadi selatan Suriah, karena Rezim Zionis, AS, dan kekuatan-kekuatan asing lain mengandalkan milisi bersenjata di kawasan itu untuk menggulingkan Bashar Assad. Dengan demikian, direbutnya kembali Daraa oleh Damaskus merupakan kekalahan ketiga bagi rencana AS dan Zionis di selatan negara tersebut.

Kembalinya Daraa ke kedaulatan Pemerintah Suriah dianggap akan membuat kelompok-kelompok bersenjata di kawasan itu merasa tidak aman; kelompok-kelompok yang menyebut diri mereka bukan bagian dari Pemerintah Damaskus.

Terkait kembalinya Idlib ke pelukan Suriah, para pakar berpendapat bahwa situasi Idlib tidak sama dengan Daraa. Alasannya, ada banyak kekuatan militer di Idlib, juga basis-basis militer Turki di sana. Faktor-faktor ini membuat rumit operasi militer dan jalinan kesepakatan dengan milisi bersenjata di Idlib.

Menurut para pakar militer, solusi untuk merebut Idlib adalah melakukan operasi untuk memisahkan sebagian kawasan secara bertahap dan menekan kelompok-kelompok bersenjata demi meraih sebuah kesepakatan kompromi.

Kesepakatan kompromi antara Pemerintah Damaskus dan kelompok bersenjata di Daraa telah diteken beberapa pekan lalu dan sudah diberlakukan selama beberapa hari terakhir. Kesepakatan ini dipandang sebagai berakhirnya kesepakatan kompromi tahun 2018, yang merupakan sebuah kesepakatan vital untuk memberlakukan gencatan senjata di selatan Suriah.

Pemerintah Suriah diyakini mengusir para penentang kesepakatan ini ke luar Daraa, sehingga mereka pun pergi ke Idlib.

Para pakar militer berpendapat, hal yang menghalangi pemberlakuan kesepakatan secara utuh dan keluarnya kelompok bersenjata dari Daraa, adalah penolakan Turki dan Yordania untuk menerima milisi bersenjata; orang-orang yang ingin keluar dari Suriah dan tidak mau pergi ke Idlib.

Sebab itu, Pemerintah Suriah mengizinkan mereka untuk bertahan di Daraa hingga solusi ditemukan dan jumlah milisi bersenjata menurun menjadi puluhan orang atau kurang dari itu.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *