Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Cacat Parah Logika Terbalik AS: ‘Teroris Kami’ adalah Pahlawan, ‘Pahlawan Mereka’ adalah Teroris

Cacat Parah Logika Terbalik AS: 'Teroris Kami' adalah Pahlawan, 'Pahlawan Mereka' adalah Teroris

POROS PERLAWANAN – John McCain, Senator AS yang sudah mati, dikenal dengan sikap radikal dan agresifnya terhadap negara mana pun yang mengancam kepentingan ilegal AS di dunia. Namun ia dikenal sebagai pahlawan nasional di AS, sebab pesawatnya jatuh saat membombardir warga sipil Hanoi dan ditawan Vietkong.

Dilansir al-Alam, “pahlawan nasional AS” ini terlibat dalam invasi ke negara yang berjarak ribuan kilometer dari AS; negara yang sama sekali bukan ancaman bagi Washington. Para “pahlawan nasional AS” memerangi rakyat Vietnam selama bertahun-tahun, melakukan kejahatan biadab atas mereka, menggunakan berbagai senjata terlarang, dan membunuh ratusan ribu orang.

Saat para penjahat perang ini kembali ke AS, mereka dianugerahi “medali keberanian”, dipilih sebagai wakil rakyat AS di Kongres, bahkan sebagian terpilih sebagai Presiden AS.

Ini adalah logika terbalik AS, yang mengenalkan para penjahat perang di Vietnam, Semenanjung Korea, Irak, Afghanistan, dan negara-negara lain sebagai “pahlawan nasional” kepada dunia.

Di lain pihak, AS menyebut para pahlawan negara-negara lain, yang berjuang membela negeri mereka dari keserakahan penjajah, sebagai “teroris”. AS menyematkan label terorisme dan menjatuhkan sanksi kepada mereka untuk menjatuhkan nama baik mereka sehingga “layak untuk diadili”.

Berdasarkan logika terbalik ini, perang AS terhadap bangsa-bangsa lain, penjajahan Israel di Palestina selama 7 dekade, invasi ke Irak, perang di Afghanistan, Suriah, Yaman, dan Libya, menurut mereka adalah “tindakan legal, dibenarkan, bahkan diharuskan”.

Sementara itu, perlawanan terhadap semua agresi ini disamakan dengan “terorisme” yang mesti dibasmi. Para pahlawan Poros Perlawanan, seperti orang-orang di IRGC, Hizbullah, Hamas, Jihad Islami, Ansharullah, dan al-Hashd al-Shaabi adalah “teroris” di mata AS, yang mesti membuka jalan bagi para “pahlawan” seperti Trump, Netanyahu, Bin Salman, dan Bin Zayed.

Atas dasar logika kacau inilah Mike Pompeo mendeskripsikan Ansharullah sebagai “organisasi yang mengkhawatirkan”. Menlu AS menyandingkan Ansharullah dengan kelompok-kelompok binaan biro-biro intelijen AS, seperti al-Shabab Somalia, al-Qaeda, Boko Haram Nigeria, Jabhat al-Nusra, ISIS, dan Taliban.

AS berupaya mengenalkan Ansharullah sebagai kelompok padanan ISIS, padahal Ansharullah telah memberikan ratusan martir dalam rangka melindungi Yaman dari ISIS dan al-Qaeda, terutama di Provinsi al-Baidha.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *