Loading

Ketik untuk mencari

Oseania & Asia

China: Afghanistan Contoh Nyata Kebijakan Permusuhan ala Amerika

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, China mengatakan bahwa Afghanistan adalah contoh hidup kebijakan permusuhan yang diciptakan Amerika Serikat. Sehingga Afghanistan masih menderita akibat dampak perang selama dua dekade, yang membuat negara itu menjadi puing-puing dan menghancurkan masa depan seluruh generasi.

Jubir Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan pada Jumat bahwa apa yang sedang terjadi di Afghanistan adalah bukti nyata dari kegagalan program “transformasi demokratis” Washington.

Wang mengatakan bahwa pendudukan Afghanistan selama dua dekade “telah membuat negara itu menjadi puing-puing, menghancurkan masa depan seluruh generasi warga Afghanistan, menewaskan 174.000 orang termasuk lebih dari 30.000 warga sipil, dan membuat puluhan juta lainnya menjadi pengungsi”.

“AS harus bertanggung jawab atas semua ini.”

Amerika Serikat menginvasi Afghanistan pada Oktober 2001 setelah serangan 11 September 2001, meskipun faktanya tidak ada warga negara Afghanistan yang terlibat dalam serangan tersebut. Ratusan ribu warga Afghanistan tewas dalam agresi AS di Afghanistan.

Pasukan AS menduduki Afghanistan selama sekitar dua dekade dengan dalih memerangi Taliban. Akan tetapi, ketika pasukan AS meninggalkan Afghanistan pada Agustus 2021, Taliban menyerbu ke Ibu Kota Kabul, yang telah melemah oleh pendudukan asing yang terus berlanjut.

Afghanistan sejak itu berada dalam kekacauan. Amerika Serikat dan sekutunya sebagian besar telah menangguhkan bantuan keuangan mereka ke Afghanistan.

Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden telah membekukan hampir $9,5 miliar aset milik bank sentral Afghanistan sejak penarikan pasukan pendudukannya.

“Jutaan warga Afghanistan sedang berjuang di ambang kematian,” kata Wang. “Sekitar tiga juta anak Afghanistan terlalu miskin untuk bersekolah. Dan 18,9 juta orang menghadapi kekurangan pangan akut. AS harus bertanggung jawab atas semua ini.”

“AS telah gagal di Afghanistan, tetapi belum meninggalkan kebijakan intervensinya,” kata Wang. “Meskipun pasukan AS telah pergi, Afghanistan belum mampu keluar dari bayang-bayang panjang invasi.”

Diplomat China itu mendesak masyarakat internasional untuk “sangat waspada, bersama-sama menolak kecerobohan AS dalam menciptakan kekacauan dan turbulensi atas nama demokrasi dan hak asasi manusia, dan mencegah tragedi Afghanistan lainnya di dunia kita”.

Di bawah tekanan dari Washington, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia juga telah menangguhkan kegiatan di Afghanistan, menahan bantuan serta $340 juta dalam cadangan baru yang dikeluarkan oleh IMF.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *