Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Deportasi Warga Positif Corona Tanpa Bantuan Medis, Pengamat Sebut Kebijakan Imigrasi dan Layanan Kesehatan AS ‘Sangat Rasis’

POROS PERLAWANAN – Deportasi baru-baru ini yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap 100 migran asal Guatemala yang terinfeksi virus Corona menyoroti rasisme yang melekat dalam sistem imigrasi dan sistem perawatan kesehatan AS, kata seorang jurnalis Afrika-Amerika di Detroit, Press TV melaporkan.

“Kebijakan imigrasi di Amerika Serikat sangat rasis,” kata Abayomi Azikiwe, editor di Pan-African News Wire.

“(Kebijakan rasis) ini menargetkan, orang-orang dari Amerika Tengah, yang ada di sini (AS), sebagian besar karena negara mereka, terutama sektor pertanian, telah dihancurkan sebagai akibat dari kebijakan imperialisme AS,” kata Azikiwe dalam wawancara telepon dengan Press TV pada hari Jumat.

“Ini menunjukkan lemahnya kebijakan perawatan kesehatan dan juga rasisme yang melekat dalam sistem AS,” tambahnya.

Kamis lalu, Guatemala mengecam Presiden AS Donald Trump karena mendeportasi migran Guatemala di AS yang terinfeksi virus Corona.

Presiden Alejandro Giammattei mengatakan bahwa deportasi telah membuat pembludakan terjadi di pusat karantina Guatemala dan menambah tekanan pada lemahnya sistem kesehatan negara Amerika Tengah itu.

Trump telah menjadikan kebijakan imigrasi AS menjadi sangat keras, sebagai prinsip sentral dari kepresidenannya. Sebelum terpilih menjadi presiden, ia telah berjanji untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko untuk memerangi imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba dari Amerika Tengah.

“Mereka seharusnya tidak pernah mendeportasi orang yang dites positif. Mereka harus melakukan karantina dan menawarkan bantuan medis,” kata Azikiwe.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *