Dua Serdadu Israel Terluka dalam Serangan Balasan setelah Penembakan Mati Warga Palestina
POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, sebuah serangan balasan dengan menabrakkan mobil yang menargetkan polisi dan pasukan militer rezim Israel dilaporkan telah melukai dua tentara di desa Palestina Silat al-Harithiya dekat kota Jenin, Tepi Barat.
Insiden Senin malam itu terjadi hanya beberapa jam setelah dugaan serangan penusukan terhadap pasukan rezim Israel di Kota Tua al-Quds, kantor berita Palestina melaporkan.
Pengemudi mobil yang terlibat dalam serangan balasan, yang juga merusak kendaraan militer lapis baja, telah ditangkap dan sedang diinterogasi oleh agen militer Israel, kata mereka.
Pasukan Israel yang terluka dilaporkan dipindahkan ke pusat perawatan di sebuah pangkalan militer.
Pembalasan itu terjadi setelah pasukan Israel menembak mati seorang pemuda Palestina di al-Quds pada Senin 7 Maret di tengah meningkatnya ketegangan di kota itu atas rencana pengusiran keluarga Palestina oleh rezim Tel Aviv dan serangan tanpa henti terhadap warga Palestina yang beribadah di kompleks Masjid al-Aqsa.
Tabrakan itu terjadi di lingkungan Bab al-Qataneen, di mana polisi Israel telah menutup semua pintu masuk yang mengarah ke Kota Tua al-Quds dan mengerahkan pasukan bersenjata lengkap mereka setelah dugaan serangan penusukan.
Polisi Israel menuduh dalam sebuah pernyataan bahwa pria Palestina itu telah menyerang dua petugas di dekat pintu masuk kompleks Masjid al-Aqsa, yang mendorong mereka untuk membalas dengan tembakan.
Pemuda Palestina, yang diidentifikasi sebagai Abdul Rahman Qasim, meninggal karena luka tembaknya.
Serangan itu juga terjadi tepat setelah pasukan militer Israel mulai menghancurkan rumah Ghaith Jaradat, salah satu pejuang Perlawanan Palestina yang telah membunuh seorang tentara Israel di desa yang sama Desember lalu.
Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh mengutuk pembunuhan pemuda Palestina itu, dengan mengatakan bahwa Israel terus meningkatkan tindakan represif dan serangannya di seluruh wilayah pendudukan melalui eksekusi lapangan terhadap para pemuda Palestina.
