Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Eksistensi Hamas Buktikan Syekh Yasin ‘Masih Hidup’ Langgengkan Ideologi Perlawanan di Palestina

Eksistensi Hamas Buktikan Syekh Yasin 'Masih Hidup' Langgengkan Ideologi Perlawanan di Palestina

POROS PERLAWANAN – Dilanisr al-Alam, pada pukul 00.24 tanggal 22 Maret 2004 silam, Rezim Zionis membunuh Pemimpin Hamas, Syekh Ahmad Yasin dengan harapan menggoyahkan dan mematahkan semangat kelompok ini.

Rezim Zionis dikejutkan bahwa ternyata Syekh Yasin bukan sebuah tubuh, namun sebuah ideologi yang telah merasuk dalam jiwa putra-putra Hamas. Sebab itu, dia masih tetap “hidup” dan membuat dirinya masih diperhitungkan dalam kancah internasional. Dengan demikian, tak satu pun pihak yang bisa merancang konspirasi atas Palestina, baik terbuka maupun diam-diam. Poros Perlawanan Palestina pun tetap tegak berdiri di hadapan dunia.

Dalam keyakinan Rezim Zionis, Syekh Yasin bukan seorang tua renta, yang duduk di kursi roda dan kesulitan melakukan pekerjaan pribadinya. Israel menganggapnya sebagai “Ayah Spiritual” tiap pejuang Palestina.

Dengan meneror Syekh Yasin, Israel bermaksud mengeluarkan jiwanya dari tubuh para pejuang Palestina.

Syekh Yasin di masa itu tengah berada dalam kondisi fisik terburuk. Bahkan para dokter memprediksi kematian alaminya 36 tahun sebelum ia diteror.

Meski demikian, rencana teror Syekh Yasin, yang di saat itu juga telah kehilangan daya pendengarannya, tetap disusun oleh PM Israel saat itu, Ariel Sharon. Tujuannya adalah meraih tujuan-tujuan politiknya dan menarik simpati orang-orang Zionis, terutama dalam kondisi ketika para pejuang Palestina gencar melancarkan operasi syahadah di Israel.

Sharon menyangka bahwa teror Syekh Yasin akan menggoyahkan tiang-tiang Hamas. Namun ternyata kelompok ini cepat memulihkan diri dan mengangkat Abdulaziz Rantisi sebagai pemimpin, meski ia juga diteror Israel pada bulan yang sama.

Teror atas Syekh Yasin sendiri dikecam oleh sebagian orang Zionis. Seorang profesor Israel pernah mengatakan, ”Teror Yasin sama sekali tidak menguntungkan Israel, sebab pengalaman menunjukkan bahwa kekuatan Hamas adalah ‘menempatkan pengganti pemimpin.’”

Pengalaman hari ini juga membuktikan bahwa Hamas tak hanya piawai mendidik para calon pemimpin. Kekuatan Hamas telah berkembang sedemikian rupa, sehingga Rezim Zionis tak akan bisa bertahan tanpa melakukan teror dan pembunuhan.

Bayangkan andai Syekh Yasin dan Rantisi diteror pada masa sekarang. Bukankah Israel akan menjadi lautan api oleh serangan-serangan pejuang Palestina?

Poros Perlawanan hari ini berbeda dengan masa saat diterornya Syekh Yasin dan Rantisi. Saat ini, tanpa harus mengakui eksistensi Israel, Hamas telah menjadi kekuatan politik yang diperhitungkan di Palestina.

Singkat kata, Hamas adalah sebuah ideologi yang benihnya telah ditebar Syekh Yasin di tanah Palestina, lalu disiram dengan darah syuhada, dan akarnya menancap kuat di benak serta hati bangsa Palestina hingga kemerdekaan mereka terwujud.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *