Haaretz: Ratusan Serdadu Israel Alami Depresi dan Gangguan Kejiwaan Gegara Hamas
POROS PERLAWANAN– Dikutip Mehr dari al-Jazeera, harian Haaretz melaporkan bahwa sedikitnya 500 serdadu Israel sejak awal perang Gaza hingga kini mengalami problem kejiwaaan dan depresi.
Menurut Haaretz, gangguan psikis para serdadu Zionis disebabkan perang di Gaza dan tiadanya hasil yang diperoleh Militer. Mereka juga mengalami masalah kejiwaan ini lantaran takut disergap pasukan Hamas di Gaza.
Dua hari lalu, Haaretz dalam laporan lain menyatakan, dukungan publik kepada kebijakan Benyamin Netanyahu untuk melanjutkan perang di Gaza saat ini terus merosot. Saat ini, kebijakan PM Israel tersebut disangsikan dan diragukan oleh warga Israel, juga membuat mereka khawatir.
“Operasi Militer Israel mungkin akan berlangsung lama. Apalagi kita di front utara menyaksikan pertempuran yang lebih sengit dan berlarut-larut daripada yang diprediksi para komandan militer,”lapor Haaretz.
“Pergerakan Militer di selatan Gaza berjalan dengan lambat dan hati-hati karena keberadaan jaringan terowongan dalam pasukan Palestina.”
“Mengalahkan unit Hamas mana pun tidak bakal mudah, sebab mungkin saja Militer Israel akan diserang secara mendadak oleh 2 atau 3 anggota unit-unit ini. Hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah serdadu Israel yang terluka.”
“Netanyahu dalam tahap mendatang perang ini akan menghadapi banyak masalah. Menjelaskan tujuan-tujuan perang kepada warga Israel akan sulit ketika tidak ada capaian-capaian di lapangan.”
“Masalah kedua Netanyahu adalah transisi bertahap dalam perang membutuhkan persiapan perangkat dan logistik besar-besaran di lapangan. Tidak ada tanda-tanda bahwa Kabinet dan Militer secara serius bersiap untuk tahap ini dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan kita hanya melihat tindakan-tindakan tak penting dalam hal ini.”
Dalam sebuah laporan, harian Zionis ini menyatakan, kota terowongan Hamas di Gaza adalah salah satu tantangan paling pelik Militer Israel dalam perang saat ini.
“Setiap hari Hamas mengintai pasukan Israel dan menanti saat untuk keluar dari bawah tanah serta mengejutkan pasukan Israel dengan roket antitank dan bahan peledak,” tulis Haaretz.
