Hamas Sebut Ada Dinamika Fundamental dalam Proses Pertukaran Tawanan
POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Wakil Ketua Hamas di luar negeri, Musa Abu Marzouq mengabarkan, setelah beberapa kali menunda-nunda, akhirnya Rezim Zionis mulai aktif dalam proses pertukaran tawanan.
Kepada al-Arabi al-Jadeed, Abu Marzouq berkata bahwa “telah terjadi perkembangan fundamental dalam masalah ini”. Menurutnya, jika Rezim Zionis menyepakati tuntutan-tuntutan Hamas, proses pertukaran tawanan akan siap dilaksanakan dalam beberapa pekan ke depan.
Israel, kata Abu Marzouq, selain menunda-nunda pertukaran tawanan juga melakukan manuver soal waktunya. Ia menegaskan, masalah pertukaran tawanan harus dipisahkan dari masalah rekonstruksi Gaza.
Ia menjelaskan, sebelum ini Israel menggulirkan syarat pembebasan tawanan Israel untuk menyelesaikan semua masalah politik dan sosial. Menurut Abu Marzouq, salah satu penyebab Israel berpaling kepada pertukaran tawanan adalah lawatan delegasi keamanan Israel ke Kairo.
Beberapa hari lalu, sebuah kanal televisi resmi Israel mengabarkan, sebuah jet pribadi telah terbang dari Tel Aviv menuju Kairo.
Menurut laporan el-Nashra, jurnalis KAN 11, Itay Blumenthal dan jurnalis Radio MAKAN, Simon Aran telah mengungkap penerbangan misterius tersebut. Mereka menyatakan, sebuah penerbangan tak lazim telah dilakukan pada Selasa 21 September dari bandara Ben Gurion menuju Ibu Kota Mesir. Padahal, hari itu bertepatan dengan salah satu hari besar Yahudi, yang di situ politisi resmi dilarang bekerja.
Aran menyinggung keberadaan seorang pejabat Israel di dalam jet tersebut dan mengatakan, belum diketahui pejabat mana yang terbang menuju Kairo itu.
“Ini adalah sebuah perjalanan istimewa, sebab dilakukan saat hari raya yang biasanya tidak ada penerbangan dilakukan di hari itu,” kata Aran.
Para pengamat politik mengaitkan perjalanan ini dengan kabar-kabar terkait peta jalan yang diajukan Hamas kepada Mesir soal pertukaran tawanan dengan Israel.
Sumber-sumber Mesir mengungkapkan, Kairo telah menerima “pesan-pesan mendadak” dari Israel terkait pengaktifan isu pertukaran tawanan dengan Hamas. Padahal dalam beberapa bulan terakhir, berkas ini menemui kebuntuan terkait beberapa poin fundamental.
