Hamas Sebut Koalisi Saudi Bertumpu pada Proyek Gagal Pihak-pihak yang Tak Punya Masa Depan di Timteng
POROS PERLAWANAN – Salah seorang pejabat senior Hamas, Mahmud al-Zahhar menanggapi tewasnya warga sipil Yaman akibat serangan udara Koalisi Saudi pada Jumat 21 Januari kemarin. Ia menegaskan, negara-negara Arab di Teluk Persia akan membayar mahal atas kebijakan-kebijakan mereka terhadap Yaman serta normalisasi dengan Rezim Zionis.
Diberitakan Fars, al-Zahhar dalam wawancara dengan al-Mayadeen menilai bahwa agresi ke Yaman mirip dengan agresi Rezim Zionis terhadap rakyat Palestina.
“Saya menyarankan para pelaku kejahatan atas bangsa Yaman untuk kembali ke agama dan sejarah mereka, sebab pertemanan dengan Barat dan Zionis tidak akan membawa manfaat apa pun,” kata al-Zahhar.
Ia menyebut Koalisi Saudi berusaha menyenangkan hati Barat dan Israel. Menurutnya, rezim-rezim Arab di Teluk Persia telah memilih sebuah proyek gagal dan mengandalkan kekuatan-kekuatan yang tidak memiliki masa depan di Kawasan.
“Ini merupakan kezaliman dan penindasan yang dilakukan rezim-rezim Arab, yang telah menghalangi bangsa mereka menentang penjajahan dan normalisasi hubungan dengan Rezim Zonis,” tandasnya.
Al-Zahhar menyatakan, para penguasa Arab telah melupakan sejarah kemuliaan dan perdamaian bangsa Arab lantaran ambisi menjaga takhta mereka.
“Mereka harus tahu bahwa rencana-rencana mereka sudah gagal. Nasib mereka tidak boleh ada di tangan orang-orang Barat,” tegas al-Zahhar.
Ia berpendapat, kondisi terkini di Sudan dan perundungan terhadap para pengunjuk rasa adalah bukti infiltrasi Rezim Zionis ke tengah penguasa negara itu. Ditujukan kepada rakyat Yaman, ia berkata, ”Balaslah siapa pun orang yang mengusik kalian. Bela diri kalian di hadapan agresor dengan setiap sarana yang kalian miliki.”
Jihad Islam dalam statemennya menyatakan, ”Penargetan warga sipil Yaman secara sengaja oleh pesawat-pesawat AS, dan mungkin juga pesawat-pesawat Zionis, adalah bukti kekalahan agresor di medan-medan tempur.”
“Serangan-serangan ini adalah usaha sia-sia dan percuma untuk mematahkan tekad rakyat yang sudah memutuskan menolak dikte rezim-rezim (Arab), yang telah menggantungkan nasib mereka dengan kebijakan AS-Zionis di Kawasan serta meninggalkan Palestina dan Bait al-Muqaddas,” tandas Jihad Islam.
