Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Jika Tak Diungkap Iran, Barat Pasti Berhasil Sembunyikan Serangan Kimia terhadap Etnis Kurdi di Halabja

Jika Tak Diungkap Iran, Barat Pasti Berhasil Sembunyikan Serangan Kimia terhadap Etnis Kurdi di Halabja

POROS PERLAWANAN – Pemerintahan Saddam pada 16 Maret 1988 silam melancarkan serangan kimia ke kota etnis Kurdi, Halabja, di utara Irak. Serangan kimia itu menewaskan 5 ribu dan melukai 10 ribu warga kota itu hanya dalam tempo beberapa jam saja.

Dilansir al-Alam, kejadian itu merupakan serangan kimia terbesar dalam sejarah atas sebuah kawasan yang didiami warga sipil.

Hasil investigasi lapangan menunjukkan, jumlah rata-rata pengidap kanker dan kelahiran anak cacat meningkat dalam tahun-tahun setelah serangan keji itu.

Andai bukan karena sokongan Barat terhadap Saddam dalam perang melawan Iran, niscaya kejahatan ini tidak akan terjadi, sebab semua sarana serangan itu disediakan oleh Barat.

Halabja dibombardir dengan jet-jet Mirage dan Super Etendard yang diserahkan Prancis kepada Saddam. Sedangkan bom-bom kimia diberikan Berlin melalui 150 korporasi Jerman kepada Baghdad.

Kendati serangan kimia ke Halabja adalah genosida atas etnis Kurdi, Barat berupaya bungkam dan menutup mata media dari kejahatan ini. Barat mencoba menguburnya dalam-dalam agar perannya dalam kejadian ini tidak terungkap.

Bahkan Dewan Keamanan PBB pun berusaha menghapus kejadian ini. Berdasarkan laporan-laporan yang disampaikan Sekjen PBB Javier Perez de Cuelllar, Dewan Keamanan merilis statemen dan memperingatkan Iran serta Irak soal penggunaan senjata kimia.

Satu-satunya pihak yang membela Kurdi dan membongkar kejahatan ini adalah Iran. Teheran memublikasikan foto dan video yang diambil para kamerawan Iran dari TKP.

Iran juga membawa para korban luka untuk dirawat di rumah-rumah sakitnya. Iran juga mengirim sebagian mereka ke sejumlah negara Eropa, seperti Jerman, Austria, dan Swedia untuk diobati. Dengan demikian, media-media Barat pun bisa mendokumentasikan para korban Halabja dari dekat.

Tindakan ini menyulut kemarahan publik kepada Saddam dan Dewan Keamanan PBB. De Cuellar pun terpaksa menyetujui pengutusan Tim Pencari Fakta ke Halabja dan rumah-rumah sakit Iran.

Teheran juga mengundang para wartawan untuk mengunjungi Halabja melalui wilayah Iran dan menyaksikan kejahatan biadab itu dari dekat.

Ahmad Nateghi, Said Shadeghi, dan Said Jan Bozorgi adalah para kamerawan Iran yang mendokumentasikan tragedi Halabja. Bahkan nama terakhir ini akhirnya gugur lantaran menghirup gas beracun saat meliput kejadian.

Pasukan Iran pula yang bahu membahu dengan penduduk lokal dan pasukan Peshmarga dalam mengebumikan para korban di pemakaman massal sementara saat itu.

Andai bukan karena Iran, Barat sudah mengubur dalam-dalam kejahatan di Halabja; kejahatan yang merupakan titik balik dalam sejarah etnis Kurdi.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *